Medan (ANTARA) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha mendalami temuan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog yang melebihi harga eceran tertinggi di Sumatera Utara.

"Salah satunya, kami akan menggelar FGD (focus group discussion) pada Selasa (5/3)," ujar Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I Ridho Pamungkas di Medan, Jumat (1/3).

Dalam FGD itu, KPPU menghadirkan Satgas Pangan Polda Sumut, Bank Indonesia, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta para pelaku usaha kilang beras, distributor hingga pengecer.

Menurut Ridho, KPPU menduga ada masalah dalam pendistribusian beras SPHP tersebut.

"Hal ini mengakibatkan tujuan Bulog menggelontorkan beras ke pasar untuk mengendalikan harga tidak tercapai," kata dia.

Baca juga: Bulog tegaskan beras SPHP-bantuan pangan yang disalurkan berkualitas

Temuan penjualan beras SPHP Bulog di atas harga eceran tertinggi (HET) terjadi ketika KPPU Kanwil I bersama perwakilan Polda Sumut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut dan Perum Bulog Kanwil Sumut melakukan inspeksi di dua pasar tradisional Medan, yakni Pasar Petisah dan Pasar Simpang Limun, Jumat (1/3).

Di Pasar Simpang Limun, KPPU menemukan beras SPHP Bulog yang dipindahkan ke karung lain untuk dijual eceran dengan rentang harga Rp13.500 hingga Rp14.000 per kilogram. Padahal, HET beras tersebut Rp11.500 per kilogram.

Pedagang mengaku mendapatkan beras itu dari agen atau tidak langsung dari Bulog dengan harga Rp620 ribu per satu karung berat 50 kilogram. Artinya, setiap kilogramnya seharga Rp12.400.

Untuk beras SPHP kemasan 5 kilogram, KPPU menemukan ada yang dijual dengan harga Rp64.000 atau setara Rp12.800 per kilogram.

Baca juga: Bulog Sumut percepat penyaluran beras SPHP demi tekan harga

Sementara di Pasar Petisah, KPPU menyebut pedagang tidak menjual beras SPHP karena pendistribusiannya dilakukan melalui mekanisme operasi pasar yang digelar PD Pasar dan distributor PT Pilar.

"Meski demikian, diprediksi harga beras akan terus mengalami penurunan seiring dengan masuknya masa panen raya yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret sampai Mei 2024," kata Ridho.

Perum Bulog Sumut mulai 1 Januari sampai 23 Februari 2024 pukul 17.00 WIB sudah mendistribusikan sebanyak 15.748 ton beras SPHP atau 21 persen dari target tahun 2024 sebanyak 75 ribu ton.​​​​​​​

Penggelontoran beras SPHP dilakukan demi menekan harga beras yang masih tinggi di pasaran.

Selama satu pekan terakhir, berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium di Sumut berada pada kisaran Rp14.050 hingga Rp14.230 per kilogram. Sementara harga rata-rata beras premium Rp15.320 hingga Rp15.550 per kilogram, lebih tinggi dari HET beras premium Rp14.400 per kilogram.

Baca juga: Pj Gubernur sebut stok beras di Sumut cukup jelang Ramadhan 1445 H
Baca juga: Bulog Sumut: Target penyaluran beras SPHP 73 ribu ton pada 2024