Bengkulu (ANTARA News) - Dua anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Provinsi Bengkulu yaitu Bambang Soeroso dan Mahyudin Sobri menyatakan prihatin dengan kasus dugaan suap yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

"Peristiwa tertangkap tangannya Ketua MK oleh KPK sangat memprihatinkan dan kami berharap kasut itu hanya ulah individunya saja," kata Bambang Soeroso di Bengkulu, Sabtu,

Ia mengatakan, jika hanya ulah individu maka kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara itu tidak akan berubah.

Namun sebaliknya, jika ada indikasi keterlibatan hakim lain, maka kepercayaan masyarakat terhadap MK akan runtuh total.

Menurut Bambang, yang menjadi keprihatinan mendalam adalah bahwa seorang Ketua MK saja masih bisa melakukan perbuatan melanggar hukum seperti kasus dugaan suap tersebut.

"Padahal selama ini masyarakat sangat berharap kepada lembaga MK yang menyelesaikan masalah sengketa Pilkada dan yang lainnya sehingga penegakan hukum bisa berjalan," katanya menerangkan.

Menurut anggota DPD lainnya Mahyudin Sobri, dalam kasus Akil Mochtar, tidak bisa menyalahkan sistem.

"Saya kira sistemnya tidak salah, yang salah hanyalah individu yang ada dalam sistem tersebut," ujarnya.

Menurut Sobri, sebuah sistem, dimana saja akan baik jika dijalankan dengan baik. Begitu juga dengan lembaga MK, yang selama ini dianggap bersih.

Lebih lanjut ia berpendapat, sebaik-baiknya sistem, jika dikelola oleh orang yang salah dan tidak tepat, maka kasus seperti yang terjadi pada Akil Mochtar dapat saja terjadi.

"Mudah-mudahan para pejabat negara lainnya tidak ada yang seperti ini, sebab dengan kasus Ketua MK ini saja sudah menjadi pukulan berat," katanya.

Sobri juga berharap agar pemimpin di daerah tidak terjebak dan terperangkap dengan tindakan korupsi.
(*)