Bank Mega bagikan dividen 70 persen dari laba bersih tahun 2023
1 Maret 2024 18:53 WIB
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib Rapat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Paparan Kinerja Tahun Buku 2023 di Jakarta, Jumat (1/3/2024). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Tbk membagikan dividen sebesar Rp2,46 triliun atau 70 persen persen dari laba bersih tahun 2023 kepada para pemegang saham.
"Dalam RUPS pada sore hari ini, telah diputuskan oleh pemegang saham. Laba bersih Rp3,51 triliun, sekitar 70 persen akan dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk deviden tunai," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat.
Kostaman memperkirakan, dividen tersebut akan dibagikan sekitar satu bulan setelah RUPS. Sementara sisanya atau sebesar 30 persen dari laba bersih tahun 2023, Bank Mega akan membukukannnya sebagai saldo laba dan sebagian disisihkan sebagai dana cadangan.
Laba bersih yang diperoleh Bank Mega sepanjang tahun 2023 senilai Rp3,51 triliun atau turun sekitar 13 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,05 triliun. Dari sisi profitabilitas, Bank Mega berada di posisi kedelapan di antara bank-bank lain di Indonesia.
Baca juga: Bank Mega Syariah targetkan transaksi QRIS tembus Rp100 miliar
Bank Mega mencatat total aset pada tahun 2023 menjadi Rp132,05 triliun atau turun sekitar 7 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp142 triliun. Dalam hal aset, Bank Mega berada di urutan ketujuh belas dibandingkan dengan perbankan lain yang telah mengeluarkan laporan keuangan.
Total kredit yang disalurkan Bank Mega di tahun 2023 tercatat sebesar Rp66,29 triliun. Menurut perseroan, Bank tetap fokus menyalurkan kredit kepada segmen korporasi dan joint financing.
Sementara rasio kredit bermasalah (NPL Gross) tahun 2023 tetap terjaga sebesar 1,57 persen dengan NPL Net sebesar 1,18 persen. Rasio NPL Gross Bank Mega ini masih berada di bawah NPL Gross Perbankan sebesar 2,19 persen per posisi Desember 2023.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Mega tercatat sebesar Rp89,44 triliun di tahun 2023. Deposito masih mendominasi DPK, yaitu 71,17 persen dari total DPK.
Baca juga: Bank Mega bidik "sales volume" kartu kredit tumbuh 20 persen di 2024
Komposisi current account saving account (CASA) Bank Mega membaik di tahun 2023 menjadi 28,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 26,76 persen. Menurut perseroan, hal ini disebabkan karena meningkatnya tabungan yang tumbuh 6 persen menjadi Rp15,66 triliun.
Di tengah-tengah situasi yang masih menantang, Bank Mega mampu menjaga ketahanan permodalan dan tingkat likuiditas yang memadai guna mendukung pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Hal tersebut tecermin dari posisi capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,17 persen serta loan to deposit ratio (LDR) yang terjaga dalam level 74,03 persen. Sementara itu, rasio net interest margin (NIM) tercatat sebesar 5,21 persen di tahun 2023.
"Dalam RUPS pada sore hari ini, telah diputuskan oleh pemegang saham. Laba bersih Rp3,51 triliun, sekitar 70 persen akan dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk deviden tunai," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat.
Kostaman memperkirakan, dividen tersebut akan dibagikan sekitar satu bulan setelah RUPS. Sementara sisanya atau sebesar 30 persen dari laba bersih tahun 2023, Bank Mega akan membukukannnya sebagai saldo laba dan sebagian disisihkan sebagai dana cadangan.
Laba bersih yang diperoleh Bank Mega sepanjang tahun 2023 senilai Rp3,51 triliun atau turun sekitar 13 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,05 triliun. Dari sisi profitabilitas, Bank Mega berada di posisi kedelapan di antara bank-bank lain di Indonesia.
Baca juga: Bank Mega Syariah targetkan transaksi QRIS tembus Rp100 miliar
Bank Mega mencatat total aset pada tahun 2023 menjadi Rp132,05 triliun atau turun sekitar 7 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp142 triliun. Dalam hal aset, Bank Mega berada di urutan ketujuh belas dibandingkan dengan perbankan lain yang telah mengeluarkan laporan keuangan.
Total kredit yang disalurkan Bank Mega di tahun 2023 tercatat sebesar Rp66,29 triliun. Menurut perseroan, Bank tetap fokus menyalurkan kredit kepada segmen korporasi dan joint financing.
Sementara rasio kredit bermasalah (NPL Gross) tahun 2023 tetap terjaga sebesar 1,57 persen dengan NPL Net sebesar 1,18 persen. Rasio NPL Gross Bank Mega ini masih berada di bawah NPL Gross Perbankan sebesar 2,19 persen per posisi Desember 2023.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Mega tercatat sebesar Rp89,44 triliun di tahun 2023. Deposito masih mendominasi DPK, yaitu 71,17 persen dari total DPK.
Baca juga: Bank Mega bidik "sales volume" kartu kredit tumbuh 20 persen di 2024
Komposisi current account saving account (CASA) Bank Mega membaik di tahun 2023 menjadi 28,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 26,76 persen. Menurut perseroan, hal ini disebabkan karena meningkatnya tabungan yang tumbuh 6 persen menjadi Rp15,66 triliun.
Di tengah-tengah situasi yang masih menantang, Bank Mega mampu menjaga ketahanan permodalan dan tingkat likuiditas yang memadai guna mendukung pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Hal tersebut tecermin dari posisi capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,17 persen serta loan to deposit ratio (LDR) yang terjaga dalam level 74,03 persen. Sementara itu, rasio net interest margin (NIM) tercatat sebesar 5,21 persen di tahun 2023.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: