Yala (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menegaskan perundingan perdamaian antara pemerintah dan kelompok pemberontak di Thailand selatan terus berlanjut dan tidak akan gagal guna mengakhiri kekerasan dan permusuhan.

Selama kunjungannya ke provinsi perbatasan selatan, seperti yang dilaporkan TNA, Jumat, Perdana Menteri menyampaikan upaya perdamaian sedang berlangsung dengan fokus pada peluang dan masa depan yang lebih baik di wilayah tersebut dan menimbang mencabut keputusan darurat di wilayah tersebut bergantung pada pertimbangan keamanan.

Tanggal 28 Februari menandai peringatan 11 tahun penandatanganan konsensus umum mengenai proses dialog perdamaian dengan Barisan Nasional Revolusi (BRN), sebuah kelompok pemberontak besar yang aktif di Thailand Selatan.

“Semua pemerintah sejak saat itu melanjutkan dialog termasuk pemerintahan saat ini,” ucap Srettha.

Dalam perundingan yang dilanjutkan kembali awal bulan ini, lanjutnya, pemerintah dan perwakilan BRN menyepakati prinsip rancangan peta jalan yang disebut Rencana Komprehensif Bersama menuju Perdamaian (JCPP) yang menguraikan konsultasi publik, penghentian permusuhan dan menemukan solusi politik untuk mengakhiri konflik.

“Saya tidak ingin berbicara tentang ketidakamanan hari ini. Saya ingin berbicara tentang peluang dan potensi. Saya ingin semua orang di provinsi perbatasan selatan mempunyai kesempatan yang sama (seperti masyarakat di daerah lain),” ujarnya.

Lebih lanjut PM Srettha menyampaikan bahwa kunjungannya ke tiga provinsi perbatasan selatan selama tiga hari dua malam itu meninggalkan kesan yang luar biasa. Dia mengungkapkan kepuasannya sebagai perdana menteri pertama dalam 10 tahun yang bermalam di wilayah tersebut.

Ia juga mendesak kepercayaan pada pemerintah yang bertujuan untuk menghubungkan masyarakat secara nasional. Mengenai kemanan. ia mencatat adanya penurunan signifikan dalam kekerasan selama setahun terakhir.

Sebelumnya, PM dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Betong, Provinsi Yala, Thailand, namun gagal karena rekannya dari Malaysia sedang menjalankan tugas di Australia. Keduanya sudah berkomunikasi dan berharap bisa berkunjung ke sana bersama. Malaysia bermaksud membantu menyelesaikan masalah di provinsi perbatasan selatan Thailand.

Sumber : TNA-OANA

Baca juga: Pemerintah baru Thailand akan lanjut bicara damai dengan pemberontak
Baca juga: Pemberontak Thailand bertanggung jawab atas pengeboman Ramadhan
Baca juga: Tentara Myanmar serang pemberontak di dekat perbatasan Thailand