Jepang yakin KTT APEC 2013 sukses
5 Oktober 2013 02:56 WIB
APEC Ministerial Meeting Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (kanan) dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kiri) menyambut Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida (tengah) sebelum menggelar APEC Ministerial Meeting (AMM) di Nusa Dua, Bali, Jumat (4/10). AMM akan membahas tiga prioritas APEC yakni pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meneruskan kesepakatan Deklarasi Bogor dan mempromosikan konektivitas kawasan. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf) ()
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia, Jepang ingin menjaga momentum kawasan APEC dan yakin pelaksanaan putaran KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, pada 1-8 Oktober ini akan sukses.
"Saya yakin hal itu terwujud pada KTT APEC 2013 ini. APEC sangat unik bagi Jepang dan semuanya, dalam bungkusan tidak mengikat, kesukarelaannya, dan keunikannya. Semua pihak boleh membawa isu baru dan ini bukan satu aliansi ekonomi," kata Deputi Direktorat Jenderal Diplomasi Publik dan Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Mizushima Koichi, di Nusa Dua, Bali, Jumat malam.
Bersama dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Kishida Fumio, dia hadir di Bali bersama hampir semua delegasi Jepang. Kishida sebelumnya berbicara empat mata secara bilateral dengan mitra Indonesianya, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa.
"Kami ingin menjaga momentum ini; ini salah satu misi delegasi kami," kata Mizushima.
Hal pokok yang menjadi acuan dasar arah perjalanan APEC dengan 21 anggota-nya, bagi Indonesia sebagai tuan rumah, adalah Bogor Goals, yang ditetapkan bersama pada KTT APEC 1994, di Bogor, Jawa Barat.
Bogor Goals, bersama pencapaian pertumbuhan berkelanjutan dan merata, dan meningkatkan konektivitas kawasan, digodok perwujudannya dalam ratusan pembahasan dan persidangan.
Jepang telah dua kali menjadi tuan rumah KTT APEC, yaitu pada 1995 di Osaka dan pada 2010 di Yokohama.
KTT APEC 1995 di Osaka melahirkan Osaka Action Agenda; sedangkan KTT APEC 2010 di Yokohama menilai kemajuan capaian Bogor Goals serta menginterarisasi keuntungan dari liberalisasi perdagangan dunia.
"Saya yakin hal itu terwujud pada KTT APEC 2013 ini. APEC sangat unik bagi Jepang dan semuanya, dalam bungkusan tidak mengikat, kesukarelaannya, dan keunikannya. Semua pihak boleh membawa isu baru dan ini bukan satu aliansi ekonomi," kata Deputi Direktorat Jenderal Diplomasi Publik dan Pers Kementerian Luar Negeri Jepang, Mizushima Koichi, di Nusa Dua, Bali, Jumat malam.
Bersama dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Kishida Fumio, dia hadir di Bali bersama hampir semua delegasi Jepang. Kishida sebelumnya berbicara empat mata secara bilateral dengan mitra Indonesianya, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa.
"Kami ingin menjaga momentum ini; ini salah satu misi delegasi kami," kata Mizushima.
Hal pokok yang menjadi acuan dasar arah perjalanan APEC dengan 21 anggota-nya, bagi Indonesia sebagai tuan rumah, adalah Bogor Goals, yang ditetapkan bersama pada KTT APEC 1994, di Bogor, Jawa Barat.
Bogor Goals, bersama pencapaian pertumbuhan berkelanjutan dan merata, dan meningkatkan konektivitas kawasan, digodok perwujudannya dalam ratusan pembahasan dan persidangan.
Jepang telah dua kali menjadi tuan rumah KTT APEC, yaitu pada 1995 di Osaka dan pada 2010 di Yokohama.
KTT APEC 1995 di Osaka melahirkan Osaka Action Agenda; sedangkan KTT APEC 2010 di Yokohama menilai kemajuan capaian Bogor Goals serta menginterarisasi keuntungan dari liberalisasi perdagangan dunia.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: