Lebak (ANTARA) - Sahabat Relawan Indonesia (SRI) menangani stunting atau kekerdilan yang dialami anak usia di bawah lima tahun (Balita) di kawasan permukiman masyarakat adat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

"Kita menjalin kerja sama dengan Fakuktas Farmasi Universitas Indonesia untuk penanganan stunting," kata Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Kamis.

Dia menjelaskan, selama ini pihaknya cukup memperhatikan anak-anak di kawasan permukiman masyarakat Badui agar mereka tumbuh hidup sehat.

Para relawan mendatangi kampung-kampung yang ada di kawasan masyarakat Badui untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap ibu hamil dan anak balita.

Selain itu juga para remaja putri diberikan tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia.

Pemeriksaan kesehatan di kawasan masyarakat Badui melibatkan tenaga medis di antaranya bidan dan dokter yang ditugaskan oleh SRI itu.

"Kami berharap anak-anak Badui hidup sehat dan terbebas dari stunting," katanya.

Menurut dia, para relawan juga melakukan kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat Badui agar mereka mampu membuat makanan mie instan dengan bahan alami non kimiawi.

Sebab, bahan baku produksi mie instan bisa diproduksi dari hasil pertanian ladang, seperti singkong, pisang, dan lainnya.

Selain itu juga melakukan penyuluhan kesehatan keliling dan pengobatan rutin setiap pekan .

Selanjutnya, katanya, relawan membagikan makanan tambahan bagi anak balita.

"Kami bekerja keras untuk membantu derajat kesehatan masyarakat Badui, termasuk stunting sekaligus membantu pemerintah daerah setempat," kata Muhammad Arif.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Dede Herdiyansyah mengatakan, saat ini kasus stunting di wilayah binaannya di kawasan permukiman masyarakat Badui tercatat tujuh balita.

Namun, kondisi gizi dan kesehatan mereka relatif baik dan kemungkinan terbebas dari stunting.

"Kami sangat terbantu adanya relawan yang konsentrasi membantu kesehatan masyarakat Badui dengan kondisi alamnya perbukitan dan pegunungan," kata Dede.