"Dari 2013 sampai 2022, impor beras kita sekitar 400 sampai 500 ribu ton, tetapi pada 2023, kita impor beras sampai 3 juta ton, ini agak anomali sebenarnya," kata Firdaus dalam diskusi pangan lokal yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRIN sebut krisis pangan kian nyata
Baca juga: BRIN: Sukun bisa jadi alternatif pengganti beras
Pada tahun 1997-1998, pemerintah pernah mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton akibat produksi beras nasional yang terganggu oleh El Nino.
Firdaus menuturkan ada hal yang menarik dari fenomena kelangkaan beras yang terjadi belakangan ini.
Selama 10 tahun terakhir, menurutnya, Indonesia cenderung mengalami penurunan produksi beras sebesar 1 persen setiap tahun. Sedangkan, jumlah populasi penduduk terus bertambah dari waktu ke waktu.
"Ketika kita bicara krisis ketersediaan pangan, itu sebenarnya bicara pertumbuhan penduduk tinggi, penurunan produktivitas, perubahan pola konsumsi juga," ujar Firdaus.
Setelah melakukan impor sebanyak 3,06 juta ton beras pada tahun 2023, pemerintah kembali merencanakan untuk membuka keran impor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun 2024.
Baca juga: Megawati: Ketergantungan beras membuat orang Indonesia kena diabetes
Baca juga: NFA gandeng BRIN-BUMN jaga stok beras dengan tanam padi bibit unggul