Harga jagung di Gorontalo Utara turun
29 Februari 2024 19:30 WIB
Harga komoditas jagung di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo mengalami penurunan mencapai Rp5.400 per kilogram dari harga Rp8.250 per kilogram. (ANTARA/Susanti Sako)
Gorontalo (ANTARA) - Harga komoditas jagung di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo mengalami penurunan dalam sepekan terakhir dari harga Rp8.250 menjadi Rp5.400 per kilogram.
Petani jagung Beni Dunggio di Gorontalo, Kamis mengatakan sangat menyesalkan penurunan harga jagung di tingkat petani.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa melakukan langkah intervensi mengingat harga jagung yang anjlok sangat mempengaruhi pendapatan dan belanja modal untuk kelangsungan aktivitas menanam," kata Beni.
Ia berharap ada langkah cepat dilakukan pemerintah daerah untuk mengantisipasi penurunan harga agar petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang memuaskan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Gorontalo Utara Asrin Menu mengatakan pihaknya memantau harga komoditas jagung yang memang mengalami penurunan di tingkat petani.
Kondisi itu diakibatkan musim panen yang mulai terjadi. "Biasanya harga jagung akan turun saat musim panen, dan kami sulit mengintervensi," katanya.
Menurutnya harga komoditas jagung agak sulit diintervensi mengingat pihak gudang yang menentukan harga.
Langkah efektif yang dapat dilakukan saat harga telah anjlok, adalah mengajukan permohonan ekspor.
Selain itu kata Asrin, langkah efektif lain adalah pemerintah daerah mengintervensi dengan menyalurkan bantuan ke petani seperti dalam bentuk budidaya. Yaitu bantuan racun rumput, pupuk dan benih agar dapat menekan biaya produksi.
Harga jagung di daerah ini pernah anjlok di kisaran Rp1.800 hingga Rp2.200/kg.
"Tentu kondisi ini harus dapat diintervensi agar petani tidak rugi," katanya.
Ia pun mengimbau agar petani tidak menggantungkan biaya modal dan produksi kepada tengkulak.
"Bergantung pada tengkulak pasti tidak dapat menikmati hasil bahkan kemungkinan minus," imbuhnya.
Petani pun diharapkan dapat mengeringkan jagung hingga kadar air di kisaran 15 hingga 13 persen agar harga jual dapat tinggi.
Petani jagung Beni Dunggio di Gorontalo, Kamis mengatakan sangat menyesalkan penurunan harga jagung di tingkat petani.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa melakukan langkah intervensi mengingat harga jagung yang anjlok sangat mempengaruhi pendapatan dan belanja modal untuk kelangsungan aktivitas menanam," kata Beni.
Ia berharap ada langkah cepat dilakukan pemerintah daerah untuk mengantisipasi penurunan harga agar petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang memuaskan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Gorontalo Utara Asrin Menu mengatakan pihaknya memantau harga komoditas jagung yang memang mengalami penurunan di tingkat petani.
Kondisi itu diakibatkan musim panen yang mulai terjadi. "Biasanya harga jagung akan turun saat musim panen, dan kami sulit mengintervensi," katanya.
Menurutnya harga komoditas jagung agak sulit diintervensi mengingat pihak gudang yang menentukan harga.
Langkah efektif yang dapat dilakukan saat harga telah anjlok, adalah mengajukan permohonan ekspor.
Selain itu kata Asrin, langkah efektif lain adalah pemerintah daerah mengintervensi dengan menyalurkan bantuan ke petani seperti dalam bentuk budidaya. Yaitu bantuan racun rumput, pupuk dan benih agar dapat menekan biaya produksi.
Harga jagung di daerah ini pernah anjlok di kisaran Rp1.800 hingga Rp2.200/kg.
"Tentu kondisi ini harus dapat diintervensi agar petani tidak rugi," katanya.
Ia pun mengimbau agar petani tidak menggantungkan biaya modal dan produksi kepada tengkulak.
"Bergantung pada tengkulak pasti tidak dapat menikmati hasil bahkan kemungkinan minus," imbuhnya.
Petani pun diharapkan dapat mengeringkan jagung hingga kadar air di kisaran 15 hingga 13 persen agar harga jual dapat tinggi.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: