Los Angeles (ANTARA) - Wahana pendarat Bulan pertama milik perusahaan Amerika Serikat (AS) Intuitive Machines yang diberi nama Odysseus terus menghasilkan tenaga surya di Bulan, menurut pernyataan perusahaan tersebut pada Rabu (28/2) pagi waktu setempat.
Tenaga surya itu memungkinkan tim kontrol penerbangan untuk terus mengumpulkan data dari wilayah kutub selatan di Bulan sebagai kelanjutan dari target-target Misi IM-1.
Menurut Intuitive Machines, tim kontrol penerbangan menganalisis data pengisian tenaga surya baru dan menggunakan waktu tambahan untuk memaksimalkan tugas-tugas yang akan memperpanjang eksplorasi itu.
Perusahaan itu pada Selasa (27/2) mengatakan bahwa baterai wahana pendarat tersebut dapat bertahan hingga 10-20 jam tambahan.
Intuitive Machines dan NASA akan melakukan konferensi pers singkat tentang misi tersebut di Johnson Space Center di Houston pada Rabu waktu setempat.
Wahana pendarat nirawak itu mendarat di Kutub Selatan Bulan pada Kamis (22/2) lalu, menjadi wahana antariksa AS pertama yang mendarat di permukaan Bulan dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun.
Meskipun Odysseus berhasil mendarat di permukaan Bulan, analisis data yang dilakukan oleh para teknisi penerbangan menunjukkan bahwa wahana berkaki enam itu tersandung kakinya sendiri saat mendarat. Salah satu kaki pendaratan wahana itu diyakini tersangkut di permukaan Bulan yang tidak rata, dan wahana itu pun mendarat dengan posisi miring.
Tim kontrol penerbangan sedang melakukan penentuan final terkait masa pakai baterai pada wahana pendarat itu, menurut perusahaan tersebut.
Odysseus mengangkut ilmu pengetahuan NASA dan muatan komersial lainnya ke Bulan.
Misi pendaratan di Bulan terakhir kali dilakukan AS pada Desember 1972, ketika Apollo 17 mendarat di permukaan Bulan untuk misi terakhir dalam Program Apollo.
Wahana pendarat AS terus hasilkan tenaga surya di bulan
29 Februari 2024 19:09 WIB
Gambar yang disediakan oleh Intuitive Machines ini menunjukkan pendarat bulan Odysseus dan Bumi pada 16 Februari 2024. (Xinhua/HO Intuitive Machines)
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024
Tags: