Dubes Palestina yakin Hamas-Israel capai gencatan senjata saat Ramadan
29 Februari 2024 15:27 WIB
Arsip - Seorang anak laki-laki berlutut di dekat kuburan para korban tewas dalam konflik Hamas-Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 30 Januari 2024. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/pri)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal meyakini bahwa Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas akan menyepakati gencatan senjata selama bulan suci Ramadan.
"Kemungkinan itu nyata," kata Nofal kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Rabu.
Dia mengatakan peluang gencatan senjata dan pembebasan sandera akan dibahas oleh utusan Hamas dalam pertemuan antar-Palestina di Moskow pekan ini.
Nofal juga mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menyepakati gencatan senjata permanen, bukan hanya sementara.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden awal pekan ini mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan aksi militer di Jalur Gaza selama Ramadan untuk membebaskan sandera yang tersisa di sana.
Sebelumnya pada Februari, anggota kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan bahwa jika para sandera yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan Hamas pada saat Ramadan dimulai pada 10 Maret, maka pertempuran akan berlanjut di mana saja, termasuk di Rafah.
Rusia akan menjadi tuan rumah pertemuan antara Hamas, Fatah dan kelompok Palestina lain di Moskow mulai Kamis hingga Sabtu di tengah perbedaan pandangan di antara kelompok-kelompok itu dalam menciptakan perdamaian.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kepada kantor berita TASS mengatakan pertemuan itu akan dihadiri oleh 12 hingga 14 organisasi, termasuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Serangan Israel ke Gaza telah berlangsung lebih dari 140 hari dan menewaskan sedikitnya 29.000 warga Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dan melukai 70.000 lainnya.
Otoritas Palestina menuntut Israel menanggung biaya finansial pembangunan kembali Gaza dan menunjukkan komitmen mereka terhadap solusi dua negara.
Pada 24 November, Qatar memediasi perundingan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Baca juga: Rusia: Konflik Israel-Palestina takkan selesai jika hukum tak dihargai
Baca juga: Enam bayi di Gaza utara meninggal akibat kurang gizi
"Kemungkinan itu nyata," kata Nofal kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Rabu.
Dia mengatakan peluang gencatan senjata dan pembebasan sandera akan dibahas oleh utusan Hamas dalam pertemuan antar-Palestina di Moskow pekan ini.
Nofal juga mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menyepakati gencatan senjata permanen, bukan hanya sementara.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden awal pekan ini mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan aksi militer di Jalur Gaza selama Ramadan untuk membebaskan sandera yang tersisa di sana.
Sebelumnya pada Februari, anggota kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan bahwa jika para sandera yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan Hamas pada saat Ramadan dimulai pada 10 Maret, maka pertempuran akan berlanjut di mana saja, termasuk di Rafah.
Rusia akan menjadi tuan rumah pertemuan antara Hamas, Fatah dan kelompok Palestina lain di Moskow mulai Kamis hingga Sabtu di tengah perbedaan pandangan di antara kelompok-kelompok itu dalam menciptakan perdamaian.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kepada kantor berita TASS mengatakan pertemuan itu akan dihadiri oleh 12 hingga 14 organisasi, termasuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Serangan Israel ke Gaza telah berlangsung lebih dari 140 hari dan menewaskan sedikitnya 29.000 warga Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dan melukai 70.000 lainnya.
Otoritas Palestina menuntut Israel menanggung biaya finansial pembangunan kembali Gaza dan menunjukkan komitmen mereka terhadap solusi dua negara.
Pada 24 November, Qatar memediasi perundingan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Baca juga: Rusia: Konflik Israel-Palestina takkan selesai jika hukum tak dihargai
Baca juga: Enam bayi di Gaza utara meninggal akibat kurang gizi
Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: