"Menurut saya realistis dengan semua pihak dapat terlibat menurunkan angka stunting ini. Kayak kepala desa terlibat juga. Selain tenaga kesehatan dan dinas terkait, saling bisa berkolaborasi," kata Suir dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Anggota DPR: Program stunting sering sulit diimplementasikan
Selain itu Suir pun menyoroti permasalahan pelayanan kesehatan di Tanah Air terkait dengan keterbatasan alat kesehatan (alkes) di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) daerah. Ia menilai hal tersebut menjadi tantangan yang harus diselesaikan dalam pemenuhan layanan kesehatan nasional.
Baca juga: Komisi IX DPR RI: Pernikahan dini salah satu faktor penyebab stunting
Menurutnya, pemda perlu memperkuat pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa mengoperasikan berbagai alat kesehatan secara tepat.
"Kami optimistis angka prevalensi stunting bisa turun mencapai 14 persen di tahun 2024," kata Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN Marianus Mau Kuru.
Baca juga: BKKBN kejar target penurunan stunting dan "unmet need" di tahun 2024