Tokyo (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Jepang, Kamis, mengatakan, Tokyo akan membayar sepertiga dari biaya ysng harus dikeluarkan Washington untuk menarik ribuan Marinirnya dari Jepang seiring upayanya mengurangi jumlah militernya di Okinawa.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera menandatangani Protokol yang mengamandemen Perjanjian Internasional Guam 2009, sebagai bagian dari pertemuan aliansi kedua negara itu.

Perubahan itu meliputi "penjelasan bahwa Jepang akan memberikan kontribusi mencapai 3,1 miliar dolar dalam tahun anggaran dolar 2012 dalam bentuk kontribusi tunai langsung untuk mengembangkan sarana dan prasarana di Guam dan Kepulauan Mariana Utara", kata Departemen Luar Negeri.

Jumlah itu sekitar 36 persen dari biaya relokasi yang diperkirakan sekitar 8,6 miliar dolar.

Protokol itu juga menegaskan jika pemerintah Amerika Serikat "akan mempertimbangkan permintaan dari pemerintah Jepang untuk menggunakan daerah latihan di Guam dan Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara."

Dalam perjanjian 2012, Amerika Serikat menyatakan akan menarik sembilan ribu marinirnya keluar Okinawa - empat ribu di antaranya akan dipindahkan ke Guam dan lima ribu sisanya ke Hawaii dan dirotasi ke Australia - seiring upayanya untuk meringankan kebuntuan berkepanjangan atas masa depan kehadiran militernya yang besar di salah satu sekutu utamanya di Asia itu.

Okinawa terus menjadi sumber ketegangan dalam hubungan keamanan yang oleh kedua belah pihak dilihat sebagai sesuatu yang penting.

Sekitar setengah dari 47 ribu personil militer Amerika Serikat di Jepang ditempatkan di gugusan pulau yang strategis itu, yang lebih dekat ke Taiwan daripada ke Tokyo.

Amerika Serikat telah sepakat pada tahun 2006 untuk menggeser pangkalan udara Futenmanya - yang telah lama menjadi sumber keluhan karena terletak di daerah perkotaan yang padat - ke kawasan pantai yang sepi, bersamaan dengan perpindahan marinir dari Okinawa.

Relokasi Futenma telah mengalami kebuntuan karena kelompok oposisi lokal , tetapi pemerintah kedua negara telah sepakat untuk menangani relokasi marinir secara terpisah.

Rencana pemindahan marinir itu yang akan dimulai pada pada awal 2020an, merupakan bagian dari upaya untuk menyeimbangkan aset militer Amerika Serikat di kawasan berdasarkan kebijakan "poros" di Asia Presiden Barack Obama, demikian AFP.

(G003)