Bupati Banyuwangi ajak santri jadi duta anti-perundungan
28 Februari 2024 19:58 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat memberikan materi anti-perundungan di hadapan ratusan santri Ponpes Amanatullah Banyuwangi, Jatim. Rabu (28/2/2024) ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak para santri untuk menjadi duta anti-bullying dalam upaya mengantisipasi terjadinya aksi perundungan di lingkungan pondok pesantren.
"Anak-anakku sekalian harus tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jangan biarkan ada bullying terjadi di antara kalian. Mari saling mengingatkan satu sama lain," katanya saat bertemu dengan ratusan santri Pondok Pesantren Amanatullah dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jatim, Rabu.
Peristiwa tindak kekerasan berujung pada kematian santri asal Banyuwangi yang menuntut ilmu di salah satu pesantren di Kediri, lanjut Ipuk, menjadi pengingat untuk semua. Tidak ada toleransi pada berbagai bentuk perundungan dan tindak kekerasan.
Ia meminta kepada para santri agar melaporkan kepada pengurus pesantren apabila terjadi perundungan di lingkungannya.
Baca juga: Kowani: Cegah perundungan kekerasan sekecil apapun jangan diabaikan
"Kalian harus menjadi duta anti-bullying bagi lingkungan sekitar. Jika ada temannya yang jadi korban, segera bantu. Atau segera laporkan ke pengurus," kata Ipuk.
Ajakan Bupati Ipuk disambut baik oleh Pengasuh Ponpes Amanatullah, K.H Rouhin Huda. Menurut dia, pesantren harus mengedepankan akhlakul karimah.
"Kita harus menjaga nama baik pesantren. Kita kedepankan akhlak luhur yang telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad SAW," tutur Kiai Rouhin Huda.
Dalam kegiatan itu, para santri juga diperkenalkan dengan materi anti-perundungan, di antaranya tentang ragam perundungan. Mulai dari perundungan verbal, sosial, mental, digital dan fisik.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa dengan mengenal jenis dan bahaya perundungan ini, anak-anak diharapkan bisa lebih peduli dan menghindarinya.
Gerakan anti-bullying, kata dia, juga sedang digalakkan di berbagai lembaga pendidikan di Banyuwangi. Bahkan, setiap melaksanakan program Bunga Desa, Bupati Ipuk mengagendakan bertemu dengan siswa-siswa, guru, dan komite sekolah mensosialisasikan anti-perundungan.
"Sosialisasi anti-bullying salah satu program prioritas Bupati Ipuk saat Bunga Desa. Kami libatkan semuanya, para pelajar sendiri, pengajar, hingga orang tua," kata Suratno.
Baca juga: Praktisi Kesehatan: Perundungan berdampak bagi semua yang terlibat
Baca juga: Dokter: Komunikasi dengan orang tua penting guna cegah perundungan
"Anak-anakku sekalian harus tumbuh menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jangan biarkan ada bullying terjadi di antara kalian. Mari saling mengingatkan satu sama lain," katanya saat bertemu dengan ratusan santri Pondok Pesantren Amanatullah dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jatim, Rabu.
Peristiwa tindak kekerasan berujung pada kematian santri asal Banyuwangi yang menuntut ilmu di salah satu pesantren di Kediri, lanjut Ipuk, menjadi pengingat untuk semua. Tidak ada toleransi pada berbagai bentuk perundungan dan tindak kekerasan.
Ia meminta kepada para santri agar melaporkan kepada pengurus pesantren apabila terjadi perundungan di lingkungannya.
Baca juga: Kowani: Cegah perundungan kekerasan sekecil apapun jangan diabaikan
"Kalian harus menjadi duta anti-bullying bagi lingkungan sekitar. Jika ada temannya yang jadi korban, segera bantu. Atau segera laporkan ke pengurus," kata Ipuk.
Ajakan Bupati Ipuk disambut baik oleh Pengasuh Ponpes Amanatullah, K.H Rouhin Huda. Menurut dia, pesantren harus mengedepankan akhlakul karimah.
"Kita harus menjaga nama baik pesantren. Kita kedepankan akhlak luhur yang telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad SAW," tutur Kiai Rouhin Huda.
Dalam kegiatan itu, para santri juga diperkenalkan dengan materi anti-perundungan, di antaranya tentang ragam perundungan. Mulai dari perundungan verbal, sosial, mental, digital dan fisik.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa dengan mengenal jenis dan bahaya perundungan ini, anak-anak diharapkan bisa lebih peduli dan menghindarinya.
Gerakan anti-bullying, kata dia, juga sedang digalakkan di berbagai lembaga pendidikan di Banyuwangi. Bahkan, setiap melaksanakan program Bunga Desa, Bupati Ipuk mengagendakan bertemu dengan siswa-siswa, guru, dan komite sekolah mensosialisasikan anti-perundungan.
"Sosialisasi anti-bullying salah satu program prioritas Bupati Ipuk saat Bunga Desa. Kami libatkan semuanya, para pelajar sendiri, pengajar, hingga orang tua," kata Suratno.
Baca juga: Praktisi Kesehatan: Perundungan berdampak bagi semua yang terlibat
Baca juga: Dokter: Komunikasi dengan orang tua penting guna cegah perundungan
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: