Jakarta (ANTARA) - Masa operasi pencarian jasad para korban yang tertimbun material tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ditetapkan akan berlangsung secara efektif hingga 3 Maret 2024.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Budi Baso Tenriesa mengungkapkan hal tersebut dalam siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Menurut Baso, total hingga hari ini pemerintah daerah telah mengerahkan sebanyak empat unit alat berat, berupa dua ekskavator dan dua bulldozer untuk memaksimalkan operasi pencarian.

Berikut juga telah mengerahkan personel tambahan dari BPBD, Basarnas, Tagana dan TNI-Polri Kota Palopo ke lokasi kejadian tanah longsor di Desa Bonglo, Bastem Utara itu.

Pihaknya memastikan masing-masing personel tim petugas gabungan telah dilengkapi dengan peralatan penunjang pencarian korban, seperti drone thermal dan mesin pendeteksi panas tubuh lainnya milik Basarnas.

Melihat kondisi timbunan longsor yang memiliki kedalaman 100 meter lebih dan luas nya terbentang hingga 100 meter maka, ia menyebutkan, keberadaan bala bantuan itu sangat dibutuhkan untuk menunjang percepatan operasi pencarian korban.

Baca juga: BNPB: Kemungkinan korban longsor di Luwu bisa bertambah

Berdasarkan laporan yang diterima tim BPBD setidaknya masih ada empat dari lima orang korban yang dinyatakan hilang tertimbun material longsor sejak Senin (26/2).

Beruntung, satu di antara lima orang korban itu berhasil ditemukan kemarin (Selasa, 27/2), yakni seorang pria bernama Ratan (50) warga Desa Dampan, Bastem Utara, yang jasadnya pun telah diserahkan petugas kepada pihak keluarga.

“Jumlah korban bisa lebih dari itu, tapi yang jelas kami terus berupaya semua jasad korban yang tertimbun bisa segera ditemukan, termasuk kendaraan milik para korban dalam waktu yang ditetapkan ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Baso menambahkan, meski sebagian akses jalan poros Desa Banglo-Palopo telah terbuka namun belum bisa dilalui oleh warga selama proses operasi penanggulangan dampak bencana itu berlangsung. Hal itu dilakukan atas pertimbangan supaya tidak ada korban baru mengingat kondisi di lapangan yang terus diguyur hujan sehingga memperbesar kemungkinan ada longsor susulan.

Baca juga: Pemkab Luwu buka dapur umum penanganan bencana longsor di Bastem Utara
Baca juga: Tim SAR Gabungan lanjutkan pencarian korban longsor di Bastem Luwu
Baca juga: Bertambah, Tim SAR temukan lagi korban tewas akibat longsor di Luwu