Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar karnaval budaya dalam rangka meramaikan Festival Bau Nyale (menangkap cacing laut) dengan menampilkan 1.000 Putri Mandalika di area wisata kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika.

"Karnaval Budaya Bau Nyale ini diikuti sebanyak 1.000 Putri Mandalika," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lalu Sungkul di Praya, Rabu.

Puncak acara Bau Nyale yang merupakan tradisi masyarakat Lombok tersebut dipusatkan di Pantai Seger pada tanggal 29 Februari -1 Maret 2024 sesuai dengan hasil Sangkep Warige (Penentuan waktu Bau Nyale).

Baca juga: Pemkot Semarang: Pasar Dugderan dimulai 28 Februari 2024

Kegiatan di malam puncak seperti tradisi bertanda, wayang kulit, drama kolosal Putri Mandalika dan hiburan musik.

"Bau Nyale ini pesta masyarakat, sehingga tetap akan ramai dikunjungi," katanya.

Sementara itu, Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan Karnaval Budaya Bau Nyale ini merupakan salah satu rangkaian menyambut Festival Bau Nyale, salah satu tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Lombok Tengah dan merupakan bagian dari budaya dan kebudayaan yang kaya dan khas dari daerah itu.

“Karnaval Bau Nyale ini juga ternyata mampu menarik minat wisatawan, tidak hanya dari dalam negeri tapi internasional. Ke depan kegiatan ini akan kami buat lebih besar lagi dan ini sebagai upaya menjaga budaya serta sebagai wadah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Karnaval Bau Nyale ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi semua pihak untuk berkenalan dan mengenal lebih jauh tentang budaya dan tradisi masyarakat Lombok Tengah. Kegiatan ini juga untuk mempromosikan kebudayaan yang ada di daerah itu kepada dunia luar.

“Kita juga dapat menikmati berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti pemandangan indah, pertunjukan budaya dan banyak lagi lainnya," katanya.

Baca juga: Wapres tekankan pentingnya kerja sama sosial budaya RI-Selandia Baru

Ia mengatakan di balik semua kebahagiaan dan kemeriahan acara ini, juga harus memperhatikan tradisi dan budaya.

"Kita harus memastikan bahwa tidak hanya menikmati acara ini tetapi juga memastikan bahwa budaya dan tradisi diteruskan dari generasi ke generasi,” katanya.