Ia mengatakan ketinggian air mencapai 60 centimeter merendam jalan, akibatnya akses warga pun terputus.
"Sejauh ini air hanya menutup jalan, tapi 10 cm lagi akan masuk ke dalam rumah," katanya.
Ia mengatakan banjir sudah sering terjadi di wilayahnya sejak beberapa tahun lalu ketika hujan deras turun.
"Rutin di sini mah banjirnya, kalau hujan deres ya pasti banjir, selain itu banjir ini juga merupakan air kiriman dari hulu," katanya.
Ia mengaku sudah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kota Serang agar dapat memberikan solusi terkait banjir yang sudah lama melanda wilayahnya tersebut.
Baca juga: Dua RT dan lima ruas jalan di Jakarta banjir
Baca juga: BPBD Kotim evaluasi ulang kondisi banjir Hanjalipan tak kunjung surut
"Kita sudah lapor ke Pemkot Serang, tapi ya jawabannya sedang dalam proses ya kenyataannya masih begini banjir terus," katanya.Baca juga: Dua RT dan lima ruas jalan di Jakarta banjir
Baca juga: BPBD Kotim evaluasi ulang kondisi banjir Hanjalipan tak kunjung surut
Sementara itu, warga Kelurahan Kebaharan, Serang, Banten, Firhana, mengaku terkejut ketika mengetahui air sudah masuk setinggi mata kaki di lantai rumahnya.
Beruntung dirinya tersadar, dan dengan cepat memindahkan barang-barang serta kendaraannya di garasi.
"Jam 05.00 subuh langsung memindahkan mobil, motor. Barang-barang di rumah juga terpaksa dinaikkan ke tempat lebih tinggi,” terangnya.
Ia meminta pemerintah melakukan peremajaan di beberapa aliran parit yang sudah mulai tertutup rumput-rumput, karena ketika banjir air sangat lamban keluar.
Pantauan ANTARA di lapangan, pada pukul 12.00 WIB banjir masih terjadi di sejumlah titik di antaranya di Jalan Samaun Bakri Kelurahan Cimuncang, Jalan KH Sulaeman Kelurahan Kagungan, Kelurahan Kebaharan Masjid, Jalan Bhayangkara, Kelurahan Sumur Pecung, dan di Jalan Penancangan, Kelurahan Cinanggung, Perumahan Ranau Estet, Taktakan.
Baca juga: BPBD Yogyakarta segera tambah EWS otomatis minimalkan dampak banjir
Baca juga: BPBD Yogyakarta segera tambah EWS otomatis minimalkan dampak banjir