Sidney (ANTARA News) - Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang kembali tertekan pada perdagangan Kamis ini, sedangkan pasar saham bergerak datar menyusul terus berlanjutnya krisis pengentian operasi pemerintah AS yang disebut mangancam ekonomi dan utang negara adidaya itu.
Indeks saham Nikkei di Jepang tergelincir 0,5 persen, sedangkan All Ordinary Australia hanya beringsut 0,2 persen.
Presiden Barack Obama bertemua dengan para pemimpin legislatif namun tak menghasilkan apa-apa kecuali saling menyalahkan sehingga memupus harapan berakhirnya krisis fiskal di AS ini.
Investor memang yakin jalan keluar akan segera ditemukan, namun pesimistis atas upaya AS mengatasi tekanan utang.
Plafon utang menjadi jauh lebih penting dibandingkan penghentian operasi pemerintah AS karena dapat mengantarkan gagal bayarnya (deafult) utang AS yang dianggap pasar sungguh mengerikan.
"Ada ketidakmenentuan tinggi mengenai bagaimana soal ini diatasi," kata Elliot Clarke, ekonom Westpac seperti dikutip AFP.
Dolar melemah ke posisi terendah dalam lima pekan terakhir terhadap yen Jepang pada 97,27 yen, sedangkan euro menguat menjadi 1,3584 dolar AS. Indeks dolar AS menyentuh tingkat terendah sejak Feburari lalu.
Di pasar saham, indeks Dow Jones beringsut 0,39 persen, sedangan indeks S&P 500 menukik ke posisi lebih rendah, sementara indeks ekuitas MSC tertekan 0,13 persen.
Namun pada pasar komoditas, harga emas perlahan naik lagi menjadi 1.312,66 dolar AS per ons setelah sehari sebelumnya sempat jatuh.
Harga minyak juga turun. Harga minyak Brent Laut Utara naik hanya 28 sen ke posisi 108,91 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah AS tertekan 44 sen menjadi 103,67 dolar AS per barel, demikian Reuters.
Dolar kembali tertekan
3 Oktober 2013 10:00 WIB
(ANTARA/Andika Wahyu)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: