Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Februari ini turut mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Beras ini adalah kebutuhan pokok. Jika harganya tinggi, itu akan menggerus daya beli masyarakat," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri Tetuko Erwin Sukarno di Kediri, Selasa.

Ia menambahkan, pemkot berupaya dengan berbagai program untuk menstabilkan harga bahan pokok terutama beras, salah satunya dengan mengadakan operasi pasar.

"Kami upayakan masif operasi pasar. Kami evaluasi lagi seperti apa dampaknya terhadap harga beras. Setelah itu nanti menentukan langkah selanjutnya," kata dia.

Dirinya juga mengatakan kenaikan harga beras bisa saja mempengaruhi laju inflasi di Kota Kediri. Untuk itu, dirinya berharap operasi pasar bisa mengendalikan inflasi.

Baca juga: Ketua Kadin Jatim sarankan pemerintah intensifikasi pertanian
Baca juga: Bapanas sebut pemberian bansos bukan penyebab naiknya harga beras


Disinggung terkait dengan penyebab kenaikan harga beras, Erwin mengatakan hal ini dipicu dengan tanam padi yang dilakukan petani mundur. Mereka memastikan air untuk tanam padi cukup sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik.

"Sudah terlalu jauh dari panen raya. Kami sudah dialog dengan petani, mereka menunda tanam karena khawatir air belum ada. Saat ini hujan terlambat. Biasanya November Desember sudah hujan. Sebagian besar sudah mulai tanam, jadi di Maret panen. Semoga saat Lebaran sudah panen raya," kata dia.

Sementara itu, Wakil Pimpinan Perum Bulog Kediri Estu Rahmaningtyas mengatakan stok beras di gudang Bulog saat ini ada 18 ribu ton. Jumlah itu masih mencukupi hingga Hari Raya Idul Fitri 2024 atau Lebaran.

"Stok ada 18 ribu ton, cukup sampai Lebaran. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir, tidak perlu panik untuk beli banyak-banyak karena stok di gudang tersedia," kata Estu.

Pihaknya juga memperkirakan untuk panen di April 2024, sebab sejumlah petani masih baru mulai tanam padi. Dirinya berharap penyerapan beras petani nantinya bisa maksimal.

Ia juga menambahkan, Bulog Kediri turut serta mendukung operasi pasar di Kota Kediri, sebagai upaya menstabilkan harga beras.

Pada operasi pasar beras yang digelar di tiga kecamatan pada 26-28 Februari 2024 ini Perum Bulog Kediri telah menyiapkan 30 ton beras, yang terdiri dari 24 ton beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) dan 6 ton beras premium.

Baca juga: Pemkot Kediri gandeng Bulog stabilkan harga beras
Baca juga: BRIN sebut krisis pangan kian nyata
Baca juga: Bulog Jateng memperbanyak penyaluran beras SPHP