Yedi mengaku Pemkot Serang satu minggu yang lalu sudah melakukan penyegelan dan mempelajari dokumen-dokumen terkait pendirian bangunan tersebut, karena merupakan bangunan liar.
Baca juga: Puluhan bangunan liar di atas saluran air Pejaten Barat dibongkar
Ia menegaskan meski mendapatkan penolakan dari kuasa hukum pemilik tempat hiburan malam yang mengklaim memiliki sertifikat hak milik (SHM), tetapi Pemkot Serang tetap mengambil langkah tegas melakukan pembongkaran.
"Bangunan tersebut merupakan bangunan liar yang harus ditertibkan, terlebih lagi bangunan tersebut dialih fungsikan menjadi tempat hiburan malam sehingga menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat," katanya.
Sejauh ini sudah ada tiga bangunan liar yang dibongkar, di Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.
Sementara itu, Kuasa Hukum Pemilik Tempat Hiburan Malam, Samosir, mengaku hadir di lokasi karena ingin mempertanyakan dasar hukum dari pembongkaran bangunan yang dilakukan Pemkot Serang.
“Tidak ada surat edaran atau apapun. Pengalaman kami belum pernah pengadilan bisa melakukan pembongkaran suatu tempat tanpa dibacakan berita acara, ini harus jelas dasar hukumnya,” jelasnya.