Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan potensi kerja sama Indonesia-Iran, khususnya pada sektor perdagangan dan investasi, sangat besar.

"Iran selama ini kurang mendapat perhatian dari kita, juga dunia internasional. Hal ini berkenaan dengan sanksi ekonomi terhadapnya. Meski demikian, berdasarkan kunjungan kita ke sana potensi kerja sama dengan Iran begitu besar. Tentunya, kita akan mengedepankan kepentingan nasional dalam kerja sama itu," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama di antara pihak swasta kedua negara, terutama di sektor minyak dan gas, perdagangan dan investasi, perbankan, pariwisata hingga agribisnis dan makanan.

"Kita sudah menghasilkan sekitar 17 nota kesepahaman antara pengusaha nasional dan Iran. Semangat untuk membangun hubungan antar Iran dan Indonesia begitu baik," katanya.

Sementara Ketua Kadin Indonesia Komite Iran, Fadel Muhammad, mengatakan dari 17 MoU tersebut, salah satu yang sudah berjalan adalah pembangunan proyek powerplant (pembangkit listrik).

Menurut dia, Iran juga sangat haus berinvestasi di Indonesia terutama dalam membangun kilang minyak.

Terkait tren perdagangan Indonesia dengan negara itu yang sejauh ini menurun dari 1,8 miliar dolar AS menjadi 1,4 miliar dolar AS, menurut Fadel, hal itu merupakan efek dari sanksi ekonomi terhadap Iran.

"Padahal sebenarnya tidak ada larangan bagi kita untuk melakukan kerja sama dengan Iran. Kami sudah berkonsultasi dengan kedua pihak kedutaan," katanya.

Fadel menyayangkan perdagangan dengan Iran selama ini harus melalui pihak ketiga, dan ia berharap kedepan neraca pembayaran bisa jauh meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Selain transfer teknologi baik di sektor migas maupun pertanian, pihaknya mengaku tengah merancang sistem pembayaran perdagangan yang sesuai untuk diterapkan dengan melibatkan Bank Indonesia dan Eximbank.

Menurut Fadel, kebijakan Iran saat ini lebih terfokus dan mengarah pada pro bisnis sehingga diharapkan tidak hanya pihak Iran yang berinvestasi di Indonesia, tetapi juga sebaliknya.

"Dalam waktu dekat, sekitar awal November atau Desember tahun ini, Presiden Iran dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Kita akan coba terus jajaki kerja sama dengan pihak Iran dan melihat perkembangan kebijakan-kebijakan ekonomi di antara kedua negara," katanya.