Jakarta (ANTARA) - PT Carsurin Tbk (CRSN) dan National Battery Research Institute (NBRI) mengumumkan penandatanganan Strategic Alliance Agreement (SAA), yang menandai kemajuan dalam berkolaborasi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri kendaraan listrik (EV).

Perjanjian yang berlaku segera ini menetapkan kerangka kerja konkret untuk pendirian dan operasional fasilitas pengujian baterai EV yang canggih di Indonesia, dan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia menuju mobilitas berkelanjutan dan kepemimpinan teknologi di sektor EV.

Menurut siaran pers Carsurin di Jakarta, Selasa, kolaborasi antara Carsurin, perusahaan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi (TIC) di Indonesia, bersama dengan NBRI, yang berada di garis depan inovasi baterai dan energi terbarukan, diyakini dapat merevolusi lanskap EV di Indonesia.

Dijelaskan, aliansi strategis ini berfokus pada perpaduan antara pengalaman komersial yang luas dan keahlian teknis Carsurin dengan kemampuan penelitian mutakhir dan wawasan mendalam NBRI tentang teknologi baterai EV.

Fasilitas pengujian baterai EV, sebagaimana direncanakan aliansi strategis ini, akan menyediakan jasa pengujian laboratorium yang komprehensif untuk sel baterai EV.

Upaya awal akan memprioritaskan moda transportasi kendaraan roda 2 dan roda 3, sejalan dengan luasnya pasar di Indonesia.

Baca juga: Carsurin-NBRI optimalkan potensi Indonesia pimpin ekosistem EV global

Baca juga: Carsurin bukukan pertumbuhan laba 76,52 persen pada kuartal III 2023


Direktur Utama PT Carsurin Tbk. Sheila Tiwan mengatakan pendirian fasilitas pengujian baterai EV ini merupakan langkah penting dalam perjalanan perusahaan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk Indonesia.

Melalui aliansi strategis antara Carsurin dan NBRI, katanya, kedua pihak tidak hanya menciptakan infrastruktur, tapi juga membangun fondasi bagi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam bisnis lanskap EV global.

"Fasilitas laboratorium ini merupakan representasi dari dedikasi kami terhadap keunggulan, inovasi, dan komitmen terhadap kesejahteraan lingkungan planet kita," kata Sheila Tiwan.

Dikatakannya, dengan memfasilitasi ekosistem yang kondusif untuk mengadopsi dan menggunakan inovasi EV, Carsurin dan NBRI siap melakukan kemajuan yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keamanan energi negara, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam industri EV global.

Sementara Dr. Evvy Kartini, Pendiri NBRI, mengatakan kerja sama strategis antara NBRI dengan Carsurin adalah bukti dari visi perusahaan untuk menjadikan Indonesia memiliki teknologi yang canggih dan berkelanjutan.

"Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian, kami menetapkan standar baru untuk pengujian, penelitian, dan inovasi baterai EV," katanya.

Fasilitas ini, katanya, bukan hanya laboratorium namun juga melambangkan potensi dan kemajuan Indonesia sehingga dapat mendorong perubahan global dalam industri EV.

Carsurin dan NBRI akan berbagi tanggung jawab dalam berbagai domain, termasuk keahlian teknis, berbagi pengetahuan, strategi komersialisasi, posisi pasar, dan kepatuhan regulasi.

Carsurin akan berinvestasi dalam pengeluaran modal untuk peralatan pengujian laboratorium dan mengelola operasional sehari-hari laboratorium, dan NBRI akan menyediakan tempat yang diperlukan untuk operasional berlokasi di Indonesian Life Science Center, Serpong.

Aliansi strategis ini tidak hanya menandai langkah menuju pencapaian visi Indonesia untuk menjadi pusat global produksi baterai EV, tetapi juga mewakili model kolaborasi antara sektor swasta dan lembaga penelitian dalam mendorong prioritas nasional tentang inovasi dan keberlanjutan.

Baca juga: Resmi IPO, Carsurin raup Rp75 miliar untuk revitalisasi laboratorium

Baca juga: Pemerintah beri insentif pajak barang mewah untuk mobil listrik