Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar Siswono Yudohusodo menginginkan Indonesia tegas untuk memasukkan komoditas minyak kelapa sawit (CPO) dan karet ke dalam daftar produk ramah lingkungan di KTT APEC.

"Momentum APEC dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang loyo seharusnya membuat diplomasi Indonesia lebih percaya diri dalam menekan Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk melonggarkan pasar mereka bagi CPO dan karet," kata Siswono Yudohusodo di Jakarta, Rabu.

Ia memaparkan, keuntungan bagi Indonesia bila CPO dan karet dimasukkan ke dalam daftar produk ramah lingkungan antara lain membuat Indonesia mendapat pengurangan beban tarif.

Apalagi, ujar dia, Indonesia saat ini menjadi tuan rumah APEC dan Indonesia juga merupakan negara

terbesar yang memproduksi kelapa sawit sejak lima tahun terakhir.

Siswono mengingatkan bahwa terdapat banyak investor di bidang komoditas CPO tersebut juga banyak yang berasal dari Amerika dan Eropa. "Sepatutnya CPO mendapat pelonggaran," ujarnya.

Ia berpendapat, Indonesia kerap tidak percaya diri meskipun telah menjadi negara terbesar yang memproduksi kelapa sawit sejak lima tahun terakhir dan mengungguli Malaysia untuk produksi minyak sawit mentah atau CPO.

Sebagaimana diketahui, produksi CPO Indonesia mencapai 25 juta ton per tahun sementara Malaysia baru 18,9 juta ton.

"Sebagai pemain terbesar, Indonesia harusnya lebih dominan dalam komoditas ini. Konsumsi minyak kepala sawit di dunia sendiri meningkat sebanyak 7 persen setiap tahunnya. Harusnya Indonesia lebih agresif," katanya.

Selain itu, harga minyak kelapa sawit dunia kini sudah melebihi dua kali lipat biaya produksinya dalam beberapa tahun terakhir, satu hal yang tidak terjadi dengan komoditi lainnya di Asia selama beberapa dekade.

"Indonesia harus bisa membujuk negara-negara APEC dengan memasukkan CPO sebagai produk yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi pada program pengentasan kemiskinan dan pembangunan desa," tegasnya.

Sebagaimana diberitakan, Minyak kelapa sawit (CPO) dan karet gagal masuk daftar produk ramah lingkungan atau "Enviromental Good List" (EG List) dalam Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).

"Meski tidak masuk EG List, awal tahun depan kami usahakan CPO dan karet masuk daftar," kata Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Imam Pambagyo usai pertemuan CSOM APEC di Nusa Dua Bali, Senin (1/10).

Imam mengatakan anggota ekonomi APEC lain keberatan dengan proses panjang yang harus dilalui jika Indonesia terpaksa memasukkan dua komoditas tersebut ke dalam EG List.
(M040/S004)