Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) melakukan kerja sama antardaerah (KAD) dengan wilayah penghasil cabai, yaitu Provinsi Sulawesi dan Aceh, sebagai upaya memenuhi pasokan cabai di daerah setempat.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad, di Batam, Selasa, mengatakan dua provinsi tersebut merupakan daerah penghasil cabai yang surplus jika dibandingkan dengan provinsi lainnya.

"Kalau cabai tadi udah kami sampaikan memang pasokan kita agak berkurang tapi kami sudah melakukan kerja sama dengan beberapa provinsi yang hari ini masih surplus cabainya, seperti Sulawesi dan Aceh, juga untuk meringankan beban harga jual nanti," kata Ansar.

Ia menambahkan pihaknya melalui Dinas Pertanian sudah komunikasi bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait subsidi transportasi pengangkutannya.

Sementara itu untuk di Kabupaten Anambas, Ansar mengaku harga cabai di wilayah itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Kepri.

Harga cabai di Kabupaten Anambas mencapai Rp120 ribu/kg, sementara di daerah lainnya Rp90 ribu/kg.

"Makanya kami akan cek betul apa penyebabnya. Kalau di sana (Anambas) living cost-nya tinggi saya kira bukan itu persoalannya, tapi ada persoalan lain nanti yang kita akan pelajari, mungkin jalur distribusinya atau transportasinya," ujar dia.

Menurut Ansar, pihaknya ke depan berupaya intervensi dengan pengembangan kebun cabai di Anambas.

"Walaupun kemarin semua kabupaten/kota kami berikan bantuan tapi porsi Anambas mungkin masih kecil dan sedikit. Nanti kami cek dulu neraca kebutuhan cabai Anambas," kata dia lagi.

Dalam tahun terakhir, Pemprov Kepri sudah memberikan bantuan pupuk, bibit untuk kebutuhan 100 hektare lahan kebun.
Baca juga: Harga cabai di Tanjungpinang tembus Rp110 ribu per Kg
Baca juga: Gubernur Kepri serahkan bantuan alat dan pupuk untuk petani cabai