Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Selasa (1/10), mengatakan bahwa dirinya tidak akan beramah-ramah dengan Amerika Serikat sampai Washington menghormati kedaulatan Venezuela.

Pernyataannya dikeluarkan sehari setelah ia mengusir Kuasa Usaha AS Kelly Keiderling, diplomat senior AS di negeri tersebut, dan dua pejabat lagi. Maduro menuduh pejabat AS itu menemui pemimpin oposisi sayap-kanan dan mendorong mereka melakukan perbuatan sabotase terhadap negaranya.

"Sampai Pemerintah AS mengerti negara itu harus menghormati Venezuela, negara berdaulat, takkan ada hubungan ramah, atau komunikasi ramah," kata Maduro dalam satu pertemuan kabinet.

Selama pertemuan itu, Maduro memasang video yang memperlihatkan ketiga diplomat AS tersebut sedang meninggalkan satu pertemuan dengan anggota oposisi politik di Puerto Ordaz di Negara Bagian Bolivar Tenggara, tempat pembangkit listrik utama tenaga air di Venezuela.

"Ini adalah video pertama dengan anasir yang memperlihatkan semua agen ini yang dipercaya oleh negara itu, berusaha memancing di air keruh. Mereka ingin mengendalikan arus, mereka memiliki sasaran tertentu seperti merusak kestabilan negara ini," kata Presiden Venezuela tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Penyelidikan selama enam bulan oleh Pemerintah Venezuela memperlihatkan ketiga diplomat itu terlibat dalam kegiatan menyabot sistem ekonomi dan elektrik di Venezuela, melalui kerja sama dengan anggota sayap-kanan, kata Maduro. Ia menambahkan tindakan mereka "tidak sah dan campur-tangan".

Masih pada Selasa, wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki membantah tuduhan itu, dan berkeras bahwa diplomat yang diusir "berada di sana untuk melakukan keterlibatan diplomatik normal".

Maduro mengatakan Venezuela takkan melanjutkan kontak dengan Washington "sampai Presiden AS Barack Obama memperbaiki" kebijakan AS saat ini ke arah Venezuela.

Pada Senin, Menteri Luar Negeri Venezuela Elias Jaua memberitahu misi AS di Karakas mengenai pengusiran tersebut, dan memberi ketiga diplomat itu waktu 48 jam untuk meninggalkan negaranya.

AS tak memiliki duta besar di Karakas sejak September 2008, ketika presiden saat itu Hugo Chavez mengusir Patrick Duddy, duta besar AS saat itu untuk Venezuela, sebagai tanda solidaritas kepada Bolivia.
(C003)