Wapres Ma'ruf temui PM Luxon bahas solusi perdagangan RI-Selandia Baru
27 Februari 2024 11:37 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berjabat tangan dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di Gedung Parlemen Selandia Baru menjelang agenda diskusi bilateral dalam upaya meningkatkan neraca perdagangan kedua negara, Selasa (27/2/2024). ANTARA/HO-BPMI Setwapres/am.
Wellington, Selandia Baru (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menemui Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon di Gedung Parlemen Selandia Baru, Selasa, untuk mendiskusikan solusi meningkatkan neraca perdagangan kedua negara yang belakangan ini menurun.
"Kita sepakat untuk meningkatkan terutama soal perdagangan, kemitraan kita, persahabatan kita terutama di bidang perdagangan yang akhir-akhir ini mengalami penurunan," kata Wapres Ma'ruf di Wellington, Selandia Baru, Selasa.
Dalam diskusi tertutup yang berlangsung sekitar 25 menit di Speaker Lounge New Zealand, Gedung Parlemen Selandia Baru itu, kedua belah pihak sepakat untuk mencari upaya peningkatan transaksi perdagangan RI-Selandia Baru.
Wapres mengatakan neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mengalami tren penurunan dari 2.128,7 juta dolar AS pada tahun 2022 menjadi 1.728 juta dolar AS pada 2023 atau setara 18,82 persen.
Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan dua hal yang menjadi peluang untuk mengatasi kondisi neraca perdagangan kedua negara.
Pertama, berkaitan dengan pengembangan ekosistem halal melalui kerja sama bilateral RI-Selandia Baru untuk meningkatkan transaksi dagang produk halal.
Menurut Ma'ruf Selandia Baru memiliki potensi produk halal dari produksi daging sapi, sedangkan Indonesia kaya akan rempah-rempah. Dua komoditas halal tersebut kini menyumbang nilai perdagangan kedua negara sebesar 50 persen.
"Selandia Baru produsen daging yang halal dan kita juga punya komoditi seperti rempah sehingga kita kembangkan," katanya.
Ma'ruf juga memperoleh apresiasi PM Luxon atas niatnya menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha produk halal di Wellington, Rabu (28/2).
"Karena itu kita harus mencari upaya peningkatan-peningkatan dan juga hubungan masyarakat berbudaya, juga people to people contact. Oleh karena itu saya juga akan menyampaikan tentang hubungan antaragama termasuk juga dalam perdagangan kita akan mencoba meningkatkan di bidang produk halal," ujarnya.
Hal kedua yang disampaikan Ma'ruf berkaitan dengan kemitraan Indonesia dengan negara-negara di Pasifik dalam menjaga komitmen untuk meningkatkan peran di kawasan.
"Kami sangat menghargai dukungan Selandia Baru selama ini dalam mendorong peningkatan peran Indonesia di Forum Negara Kepulauan Pasifik. Saya berpandangan agar kiranya dapat dipertimbangkan pembentukan kerja sama trilateral dengan salah satu negara Pasifik lainnya di bidang ekonomi dan pembangunan," katanya.
Mendampingi PM Selandia baru pada pertemuan itu di antaranya Foreign Policy Advisor Mark Talbot, Deputy Secretary Americas and Asia Group Deborah Geels dan Divisional Manager South and South East Asia Diviision Joana Kemkers serta Senior Policy Officer Rebecca Wood.
Sementara Wapres pada pertemuan tersebut didampingi oleh Duta Besar RI Wellington Fientje Maritje S., Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Koordinator Fungsi KBRI Lucky Saud.
Baca juga: Wapres: PM Luxon setuju pendekatan persuasif bebaskan Kapten Philip
Baca juga: Wapres Ma'ruf berpesan kepada Alkhairaat teguhkan komitmen kebangsaan
"Kita sepakat untuk meningkatkan terutama soal perdagangan, kemitraan kita, persahabatan kita terutama di bidang perdagangan yang akhir-akhir ini mengalami penurunan," kata Wapres Ma'ruf di Wellington, Selandia Baru, Selasa.
Dalam diskusi tertutup yang berlangsung sekitar 25 menit di Speaker Lounge New Zealand, Gedung Parlemen Selandia Baru itu, kedua belah pihak sepakat untuk mencari upaya peningkatan transaksi perdagangan RI-Selandia Baru.
Wapres mengatakan neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mengalami tren penurunan dari 2.128,7 juta dolar AS pada tahun 2022 menjadi 1.728 juta dolar AS pada 2023 atau setara 18,82 persen.
Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan dua hal yang menjadi peluang untuk mengatasi kondisi neraca perdagangan kedua negara.
Pertama, berkaitan dengan pengembangan ekosistem halal melalui kerja sama bilateral RI-Selandia Baru untuk meningkatkan transaksi dagang produk halal.
Menurut Ma'ruf Selandia Baru memiliki potensi produk halal dari produksi daging sapi, sedangkan Indonesia kaya akan rempah-rempah. Dua komoditas halal tersebut kini menyumbang nilai perdagangan kedua negara sebesar 50 persen.
"Selandia Baru produsen daging yang halal dan kita juga punya komoditi seperti rempah sehingga kita kembangkan," katanya.
Ma'ruf juga memperoleh apresiasi PM Luxon atas niatnya menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha produk halal di Wellington, Rabu (28/2).
"Karena itu kita harus mencari upaya peningkatan-peningkatan dan juga hubungan masyarakat berbudaya, juga people to people contact. Oleh karena itu saya juga akan menyampaikan tentang hubungan antaragama termasuk juga dalam perdagangan kita akan mencoba meningkatkan di bidang produk halal," ujarnya.
Hal kedua yang disampaikan Ma'ruf berkaitan dengan kemitraan Indonesia dengan negara-negara di Pasifik dalam menjaga komitmen untuk meningkatkan peran di kawasan.
"Kami sangat menghargai dukungan Selandia Baru selama ini dalam mendorong peningkatan peran Indonesia di Forum Negara Kepulauan Pasifik. Saya berpandangan agar kiranya dapat dipertimbangkan pembentukan kerja sama trilateral dengan salah satu negara Pasifik lainnya di bidang ekonomi dan pembangunan," katanya.
Mendampingi PM Selandia baru pada pertemuan itu di antaranya Foreign Policy Advisor Mark Talbot, Deputy Secretary Americas and Asia Group Deborah Geels dan Divisional Manager South and South East Asia Diviision Joana Kemkers serta Senior Policy Officer Rebecca Wood.
Sementara Wapres pada pertemuan tersebut didampingi oleh Duta Besar RI Wellington Fientje Maritje S., Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Koordinator Fungsi KBRI Lucky Saud.
Baca juga: Wapres: PM Luxon setuju pendekatan persuasif bebaskan Kapten Philip
Baca juga: Wapres Ma'ruf berpesan kepada Alkhairaat teguhkan komitmen kebangsaan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: