Jakarta (ANTARA News) - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Noviantika Nasution menyatakan arah kebijakan pembangunan ekonomi yang timpang secara tidak langsung menyebabkan tingginya angka kematian ibu.

"Artinya ketimpangan arah pembangunan ekonomi nasional membuat rakyat kecil semakin tidak terurus," kata Noviantika di Jakarta Selasa.

Noviantika mengatakan semestinya pemerintah menjalankan pembangunan secara merata dengan sasaraan setiap warga negara merasakan peningkatan kehidupan.

Calon Legislator DPR RI dari PAN untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat III ( Bogor - Cianjur) itu mengungkapkan angka kematian ibu melahirkan meningkatkan menjadi 359 orang per 100.000 kelahiran pada 2012 dibandingkan 2007 yang tercatat 228 per 100.000 kelahiran hidup.

Noviantika menyebutkan, pembangunan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan hingga diakui sebagai salah satu dari 20 negara dengan perekonomian terbesar.

Namun, dampak pembangunan tersebut hanya dirasakan masyarakat kalangan menengah ke atas atau sekitar 125 juta jiwa, sedangkan 125 juta orang lainnya belum merasakan pembangunan yang merata.

Noviantika menjelaskan pembangunan perekonomian yang tidak merata menimbulkan kemiskinan, sehingga ibu hamil dari kalangan itu tidak dapat menjaga asupan gizinya dan menyebabkan kematian.

Politikus yang konsen terhadap isu perempuan itu, minta pemerinth memperbaiki arah pembangunan ekonomi yang tidak tepat terutama mengoptimalkan sektor riil dengan masyarakat menengah bawah.

"Pemerintah juga harus menggalakkan produksi domestik," ujar Noviantika.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 orang per 100.000 kelahiran hidup pada 2012.

Pada 1991, AKI sebanyak 390 jiwa per 100.000 kelahiran hidup dan sekitar 228 jiwa per 100.000 kelahiran hidup pada 2007.

Pemerintah melalui program Tujuan Pembangunan Milenium (MDG`s) menargetkan penurunan AKI hingga 102 jiwa per 100.000 kelahiran hidup pada 2015.

Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Mohammad mengungkapkan perempuan Indonesia mampu menyelamatkan bayinya, namun tidak dapat menyelamatkan nyawa sendiri saat melahirkan.
(T014/T007)