Jakarta (ANTARA) - Praktisi kedai kopi di Ibu Kota melatih 40 penyandang disabilitas khususnya tunarungu sebagai peramukopi atau barista, agar selain memberikan nilai tambah berupa keterampilan, juga diharapkan mereka bisa menjadi pelaku usaha di sektor itu.

"Pelatihan teori selama empat hari dan satu bulan terjun langsung di lapangan," kata Pemilik Kedai Kafe Sunyi Mario P Hasudungan Gultom di Jakarta, Senin.

Mario mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada 40 penyandang disabilitas khususnya tunarungu itu dibagi dalam empat gelombang, yakni pada masing-masing gelombang diisi oleh 10 orang.

Menurut dia, pelatihan tersebut upaya untuk memberikan kemampuan kepada teman-teman tunarungu yang memang perlu perhatian.

Ia menjelaskan bahwa pelatihan tersebut merupakan kerja sama antara Sunyi Akademi dengan Bank Danamon dan diharapkan dapat semakin banyak teman-teman yang terserap dalam pelatihan ini.

Baca juga: Warga Bapas Jakarta dibina kemampuan barista hingga pangkas rambut

"Ini merupakan program pertama kita dan diharapkan akan terus diperpanjang," katanya.

Mario mengaku, pihaknya total sudah melatih sebanyak 200 tunarungu untuk menjadi barista dan ini merupakan langkahnya dalam memberdayakan para penyandang disabilitas.

"Sebelumnya kami juga sudah memberikan pelatihan kepada 200 orang difabel. Kami ingin penyandang disabilitas ini mendapatkan ketrampilan untuk mencari kerja atau membuka kedai kopi sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Sustainability Finance Head PT Bank Danamon Indonesia Abdul Hadi mengatakan bahwa selain mendapatkan ilmu terkait peramukopi, 40 peserta ini juga diberikan ilmu terkait literasi keuangan.

"Kami ingin membekali rekan-rekan disabilitas tuli serta memperluas kesempatan mereka untuk menjadi barista handal yang cerdas bukan hanya ahli mengolah kopi tapi juga cerdas secara finansial," katanya.

Baca juga: Wali Kota Jakarta Barat apresiasi sertifikasi profesi barista

Peserta pelatihan peramukopi, Mita Fadilah (28) mengaku dengan adanya program tersebut dapat meningkatkan ketrampilan dalam meracik kopi dan bisa menjadi bekal untuk mencari pekerjaan.

"Kalau bisa dapat bergabung dengan Kafe Sunyi. Program ini sangat membantu kami yang tunarungu," ujarnya.