Anindya menjelaskan, komunikasi terus dilakukan dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder), guna mematangkan proses untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade.
"Kami melakukan komunikasi yang sangat erat dengan Kemenpora, NOC, KONI, dan cabang olahraga. Bagaimana pun juga mereka yang mempunyai atlet," kata Anindya di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, seluruh stakeholder tersebut belum menentukan target konkret terkait jumlah atlet yang ingin diloloskan dalam Olimpiade tahun ini.
Baca juga: Kemenpora optimistis 30 atlet tembus ke Olimpiade Paris 2024
Dia mengaku, sampai saat ini belum ada kendala dari cabang-cabang olahraga untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris.
"Belum ada kendala, masih berjuang dan fokusnya untuk lolos kualifikasi terus sampai Juni nanti," ujar pria yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia itu.
Ia menambahkan, Olimpiade merupakan momen yang bagus untuk mengembangkan prestasi olahraga nasional, sehingga hal terpenting adalah mengawal kondisi para atlet dan terus memberikan semangat terus-menerus.
Baca juga: Kemenpora beri Rp61,5 miliar pada 11 cabor untuk kualifikasi Olimpiade
Kemudian, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rp8,6 miliar, Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Rp1,7 miliar, Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Rp4,1 miliar, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Rp3,6 miliar, Pengurus Besar Akuatik Indonesia (PB AI) Rp4,8 miliar.
Di luar 11 organisasi induk olahraga tersebut, ada dua lainnya yang juga akan diberi bantuan serupa, yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) Rp13,9 miliar, dan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Rp5,9 miliar.
Baca juga: CdM pastikan dukungan psikologis bagi atlet jelang Olimpiade Paris