Rupiah menguat ke posisi Rp11.345 per dolar
1 Oktober 2013 17:42 WIB
Kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa tercatat nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp11.593 dari posisi sebelumnya Rp11.613 per dolar AS. (ANTARA/PRASETYO UTOMO)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 150 poin dari posisi sebelumnya menjadi Rp11.345 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa sore, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data-data ekonomi.
"Data ekonomi Indonesia yang dirilis oleh BPS menunjukkan hasil positif, kondisi itu menjadi katalis utama nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada Selasa ini," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Deflasi yang pada September 2013 menurut BPS sebesar 0,35 persen dan neraca perdagangan yang selama Agustus 2013 surplus sekitar 130 juta dolar AS, menurut dia, menambah sentimen positif bagi pasar uang domestik.
"Pasar keuangan di dalam negeri selalu dihadapkan pada tiga risiko, yakni perlambatan ekonomi domestik, defisit neraca perdagangan Indonesia, dan inflasi yang tinggi. Saat ini, neraca dan inflasi sudah mulai cenderung terkendali," katanya.
Menurut Ruly, kondisi itu selanjutnya bisa meningkatkan potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dari sisi eksternal, lanjut dia, dolar AS mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia karena belum adanya kesepakatan mengenai anggaran pendapatan dan belanja Amerika Serikat.
"Data ekonomi Indonesia yang dirilis oleh BPS menunjukkan hasil positif, kondisi itu menjadi katalis utama nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada Selasa ini," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Deflasi yang pada September 2013 menurut BPS sebesar 0,35 persen dan neraca perdagangan yang selama Agustus 2013 surplus sekitar 130 juta dolar AS, menurut dia, menambah sentimen positif bagi pasar uang domestik.
"Pasar keuangan di dalam negeri selalu dihadapkan pada tiga risiko, yakni perlambatan ekonomi domestik, defisit neraca perdagangan Indonesia, dan inflasi yang tinggi. Saat ini, neraca dan inflasi sudah mulai cenderung terkendali," katanya.
Menurut Ruly, kondisi itu selanjutnya bisa meningkatkan potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dari sisi eksternal, lanjut dia, dolar AS mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang dunia karena belum adanya kesepakatan mengenai anggaran pendapatan dan belanja Amerika Serikat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: