Jakarta (ANTARA News) – Di tengah terus menurunnya cadangan
minyak dan gas bumi di Indonesia, pengembangan energi terbarukan belum menarik investor
karena minim insentif dari pemerintah.
"Cadangan minyak bumi kita semakin menipis,
diperkirakan akan habis 22 tahun lagi. Karenanya, pengembangan energi terbarukan (EBT) dan konservasi energi di Indonesia
bukanlah pilihan lagi, tetapi sudah menjadi keharusan," Ketua umum
Masyarakat Energi Terbarukan (METI) Rachmat Gobel pada keterangan pers yang diterima ANTARA
News, di Jakarta, Senin.
Sayangnya, kata Rachmat, yang tengah menghadiri pembukaan APEC Conference on Clean, Renewable and
Sustainable Use of Energy (APCRES) di
Bali, Senin, kegiatan di bidang energi terbarukan di Indonesa masih
kurang menarik, karena belum banyak insentif yang diberikan pemerintah.
Oleh karena itu ia berharap APCRES yang berlangsung pada 30
September sampai 2 Oktober di Nusa Dua, Bali tersebut, membahas pula masalah
regulasi dan implementasi EBT antar negara-negara
APEC. "Termasuk soal inovasi penerapan teknologi yang efisien dan ramah
lingkungan," katanya.
Ia juga berharap Indonesia sebagai tuan rumah APCRES dapat menginisiasi
berdirinya forum komunikasi energi terbarukan di tingkat Asia Pasifik. Forum
tersebut, lanjut dia bisa memiliki agenda tetap bersamaan dengan penyelenggaraan
APEC, dengan ketua pertama kali dari Indonesia. Selanjutnya, kata dia, dipilih bergilir
dari setiap negara penyelenggara APEC berikutnya.
"Hal ini memiliki makna penting bagi Indonesia, agar energi terbarukan
tidak lagi sebatas tataran wacana, tetapi masuk ke dalam kebijakan dan
implementasinya," ujar Rachmat.
Forum komunikasi tetap/permanen APEC itu akan di bentuk oleh
asosiasi EBT se-Asia, perusahaan di sektor EBT, perwakilan masing-masing negara,
juga pemerhati Asia-Pacific Renewable Energy Society (APRES). Rapat pembentukan forum itu akan diadakan pada tanggal 2
Oktober 2013.
Dari forum tersebut, kata dia, Indonesia, juga
bisa belajar dari pengalaman dan praktek terbaik dalam pengembangan energi terbarukan
yang dilakukan negara lain anggota APEC. Menurut Rachmat, negara lain di dunia
terus meningkatkan pemanfaatan EBT untuk mengantisipasi perubahan iklim di
kawasan Asia Pasifik.
"Indonesia harus di depan dalam mendukung gagasan kerja sama
antara negara-negara Asia Pasifik, guna membantu peningkatan ketahanan energinya dan melakukan penukaran teknologi baru,
serta meningkatkan penetapan standarisasi yang lebih ketat dalam memasuki pasar
bebas di Asia Pasifik,” katanya.
APCRES sendiri antara lain membahas status, kemajuan terakhir dari teknologi,
kebijakan, dan pengembangan proyek EBT di
Asia Pasifik maupun dunia, sebagai energi masa kini.
"Kami yakin konferensi ini
memberi manfaat kepada seluruh peserta yang menaruh perhatian dalam peningkatan
hubungan ekonomi dan internasional serta keinginan menciptakan iklim yang lebih
bersih dan berkelanjutan," kata Rachmat.
Disayangkan pengembangan energi terbarukan minim insentif
30 September 2013 20:13 WIB
Wakil Ketua Kadin Bid Insfrastruktur Rachmat Gobel (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: