Pasar murah BI dan Pemprov Bali sediakan canang sari seharga Rp1
25 Februari 2024 15:05 WIB
Pengunjung pasar murah tampak antusias membeli canang sari dengan terlebih dahulu melakukan scan QRIS senilai Rp1 di Denpasar, Minggu (25/2/2024). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.
Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bali menggelar Pasar Murah dan Experience QRIS dalam menyambut Hari Raya Galungan, yang diantaranya dengan menyediakan sarana ritual canang sari seharga Rp1.
"Canang sari biasanya menjelang hari raya harganya selalu naik. Ini kami ada program Canang Sari Jegeg," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali GA Diah Utari di sela-sela pelaksanaan pasar murah di Denpasar, Minggu.
Diah Utari menyampaikan program Canang Sari Jegeg itu yakni dengan melakukan scan QRIS senilai Rp1, maka masyarakat yang mengunjungi pasar murah bisa mendapatkan satu paket canang sari (isi 10 biji).
Selain menyediakan canang sari, dalam pasar murah tersebut juga menyediakan beras, minyak goreng, daging olahan, elpiji 3 kilogram, buah-buahan dan kue-kue untuk kebutuhan Hari Raya Galungan.
Menurut dia, pada triwulan I 2024 ini memang di Bali ada potensi inflasi karena banyak hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Nyepi dan bulan Ramadhan.
"Intinya kami terus jaga inflasi karena tahun ini kami ada target inflasi dalam rentang 2,5±1 persen. Kami terus jaga inflasi agar tetap dalam koridor melalui kerangka 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif," ujarnya.
Dalam acara yang juga dihadiri Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra beserta pimpinan organisasi perangkat daerah Pemprov Bali, Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma itu dirangkaikan pula dengan Pencanangan Gerakan Tanaman Pangan Cepat Panen (Genta Paten).
Diah Utari menyampaikan melalui gerakan tersebut, pihaknya ingin memberikan pesan untuk mendorong masyarakat memenuhi kebutuhan bahan pokok dari lingkungan terdekat, baik melalui gerakan tanaman pangan di pekarangan maupun lingkungan perkantoran.
Sementara itu Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan pelaksanaan pasar murah menjadi salah satu upaya untuk mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi sejumlah kebutuhan jelang Hari Raya Galungan.
"Kami melihat, jelang hari raya itu kebutuhan masyarakat meningkat. Ini untuk membantu masyarakat," ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat maka Pemprov Bali bersinergi dengan BPD Bali, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan terkait lainnya menggelar pasar murah.
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan gelar pasar murah merupakan salah satu upaya dari rangkaian upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjamin suplai serta distribusi barang untuk mengendalikan inflasi menjelang hari raya.
Ia pun menyampaikan dalam pengendalian inflasi terdapat empat strategi yang dilakukan yaitu keterjangkauan harga, ketercukupan suplai, kelancaran distribusi dan komunikasi. Komunikasi dimaksud diantaranya untuk meyakinkan masyarakat kalau barang kebutuhan tersebut tersedia.
"Pelaksanaan pasar murah ini meskipun skalanya kecil, namun mampu membawa pesan kepada masyarakat kalau barang itu tersedia. Elpiji 3 kg yang katanya langka, di pasar ini tersedia, beras juga tersedia. Efek psikologis masyarakat ini yang coba kami atasi," katanya.
Intinya, pemerintah daerah bersama Bank Indonesia ingin meyakinkan masyarakat kalau barang tersebut tersedia di pasar.
"Kami harap masyarakat tidak perlu membeli barang secara berlebihan, cukup sesuai kebutuhan saja karena persediaan aman," ujar Dewa Indra.
Baca juga: BI: Perkuat sektor pertanian untuk akselerasi perekonomian Bali
Baca juga: BI-Pemprov Bali luncurkan laman PIKBS sebagai pusat promosi investasi
Baca juga: BI: Nominal transaksi QRIS di Bali pada 2023 naik 214,5 persen
"Canang sari biasanya menjelang hari raya harganya selalu naik. Ini kami ada program Canang Sari Jegeg," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali GA Diah Utari di sela-sela pelaksanaan pasar murah di Denpasar, Minggu.
Diah Utari menyampaikan program Canang Sari Jegeg itu yakni dengan melakukan scan QRIS senilai Rp1, maka masyarakat yang mengunjungi pasar murah bisa mendapatkan satu paket canang sari (isi 10 biji).
Selain menyediakan canang sari, dalam pasar murah tersebut juga menyediakan beras, minyak goreng, daging olahan, elpiji 3 kilogram, buah-buahan dan kue-kue untuk kebutuhan Hari Raya Galungan.
Menurut dia, pada triwulan I 2024 ini memang di Bali ada potensi inflasi karena banyak hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Nyepi dan bulan Ramadhan.
"Intinya kami terus jaga inflasi karena tahun ini kami ada target inflasi dalam rentang 2,5±1 persen. Kami terus jaga inflasi agar tetap dalam koridor melalui kerangka 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif," ujarnya.
Dalam acara yang juga dihadiri Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra beserta pimpinan organisasi perangkat daerah Pemprov Bali, Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma itu dirangkaikan pula dengan Pencanangan Gerakan Tanaman Pangan Cepat Panen (Genta Paten).
Diah Utari menyampaikan melalui gerakan tersebut, pihaknya ingin memberikan pesan untuk mendorong masyarakat memenuhi kebutuhan bahan pokok dari lingkungan terdekat, baik melalui gerakan tanaman pangan di pekarangan maupun lingkungan perkantoran.
Sementara itu Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan pelaksanaan pasar murah menjadi salah satu upaya untuk mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi sejumlah kebutuhan jelang Hari Raya Galungan.
"Kami melihat, jelang hari raya itu kebutuhan masyarakat meningkat. Ini untuk membantu masyarakat," ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat maka Pemprov Bali bersinergi dengan BPD Bali, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan terkait lainnya menggelar pasar murah.
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan gelar pasar murah merupakan salah satu upaya dari rangkaian upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjamin suplai serta distribusi barang untuk mengendalikan inflasi menjelang hari raya.
Ia pun menyampaikan dalam pengendalian inflasi terdapat empat strategi yang dilakukan yaitu keterjangkauan harga, ketercukupan suplai, kelancaran distribusi dan komunikasi. Komunikasi dimaksud diantaranya untuk meyakinkan masyarakat kalau barang kebutuhan tersebut tersedia.
"Pelaksanaan pasar murah ini meskipun skalanya kecil, namun mampu membawa pesan kepada masyarakat kalau barang itu tersedia. Elpiji 3 kg yang katanya langka, di pasar ini tersedia, beras juga tersedia. Efek psikologis masyarakat ini yang coba kami atasi," katanya.
Intinya, pemerintah daerah bersama Bank Indonesia ingin meyakinkan masyarakat kalau barang tersebut tersedia di pasar.
"Kami harap masyarakat tidak perlu membeli barang secara berlebihan, cukup sesuai kebutuhan saja karena persediaan aman," ujar Dewa Indra.
Baca juga: BI: Perkuat sektor pertanian untuk akselerasi perekonomian Bali
Baca juga: BI-Pemprov Bali luncurkan laman PIKBS sebagai pusat promosi investasi
Baca juga: BI: Nominal transaksi QRIS di Bali pada 2023 naik 214,5 persen
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: