Satelit Terra deteksi 29 "hotspot" di Riau
30 September 2013 02:33 WIB
Kabut Asap Riau. Pilot helikopter berusaha mendarat di Banfara Sutan Syarief Qasim II yang terselimuti kabut asap di Pekanbaru, Riau, Senin (26/8). Walau masih dalam jarak pandang aman untuk penerbangan, kabut asap dari bakaran lahan masyarakat itu dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan. (ANTARA FOTO/Saptono)
Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit Terra dan Aqua sejak dua hari ini kembali mendeteksi sebanyak 29 titik panas (hotspot) di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilis hasil monitoring satelit tersebut, bahwa puluhan "hotspot" itu berada di empat kabupaten/kota.
Titip panas itu terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni mencapai 14 titik, kemudian di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak lima "hotspot".
Selanjutnya titik panas juga terdeteksi berada di Kabupaten Kampar dengan jumlah sekitar tiga titik dan terakhir di Kota Dumai terdapat dua "hotspot".
Jumlah tersebut jauh meningkat dibandingkan sebelumnya, di mana di Riau hanya terdeteksi satu titik panas, tepatnya berlokasi di Kabupaten Bengakalis.
Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari mengatakan, kembali bermunculannya titik panas yang diindikasi kuat sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan itu disebabkan minimnya curah hujan.
Bahkan, kata Warih, dominan di seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau cenderung berpeluang kembali terjadi kebakaran lahan meski potensi hujan tetap ada.
"Potensi hujan ada, namun sifatnya lokal dan intensitasnya masih ringan. Hal itu yang kemudian menyebabkan potensi terjadinya kebakaran lahan cukup tinggi," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau sebelumnya pada Sabtu (28/9) telah mengerahkan dua unit helikopter untuk memadamkan titik kebakaran lahan di Kabupaten Kampar dan Bengkalis.
"Helikopter ini melakukan pemadaman kebakaran dengan menjatuhkan bom air atau `water bombing`," kata Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri.
Upaya pemadaman kemarin kata dia, difokuskan di dua lokasi yakni di Kabupaten Kampar dan Bengkalis.
Untuk di Kampar, kata dia, kebakaran lahan tepatnya berada di Kecamatan Siak Hulu dan sejak pagi tadi telah dilakukan upaya pemadaman lewat udara.
"Sementara di Bengkalis juga demikian. Selain ada juga tim dari darat yang melakukan upaya pemadaman dan pemantauan langsung," katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini upaya pemadaman kebakaran lahan atau hutan masih terus dilakukan dengan menggunakan helikopter.
"Helikopter ini juga terus melakukan pemantauan secara rutin lewat jalur udara. Jika ada kebakaran lahan, segera dipadamkan," katanya. (FZR/KWR)
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilis hasil monitoring satelit tersebut, bahwa puluhan "hotspot" itu berada di empat kabupaten/kota.
Titip panas itu terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni mencapai 14 titik, kemudian di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak lima "hotspot".
Selanjutnya titik panas juga terdeteksi berada di Kabupaten Kampar dengan jumlah sekitar tiga titik dan terakhir di Kota Dumai terdapat dua "hotspot".
Jumlah tersebut jauh meningkat dibandingkan sebelumnya, di mana di Riau hanya terdeteksi satu titik panas, tepatnya berlokasi di Kabupaten Bengakalis.
Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari mengatakan, kembali bermunculannya titik panas yang diindikasi kuat sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan itu disebabkan minimnya curah hujan.
Bahkan, kata Warih, dominan di seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau cenderung berpeluang kembali terjadi kebakaran lahan meski potensi hujan tetap ada.
"Potensi hujan ada, namun sifatnya lokal dan intensitasnya masih ringan. Hal itu yang kemudian menyebabkan potensi terjadinya kebakaran lahan cukup tinggi," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau sebelumnya pada Sabtu (28/9) telah mengerahkan dua unit helikopter untuk memadamkan titik kebakaran lahan di Kabupaten Kampar dan Bengkalis.
"Helikopter ini melakukan pemadaman kebakaran dengan menjatuhkan bom air atau `water bombing`," kata Kepala BPBD Riau Said Saqlul Amri.
Upaya pemadaman kemarin kata dia, difokuskan di dua lokasi yakni di Kabupaten Kampar dan Bengkalis.
Untuk di Kampar, kata dia, kebakaran lahan tepatnya berada di Kecamatan Siak Hulu dan sejak pagi tadi telah dilakukan upaya pemadaman lewat udara.
"Sementara di Bengkalis juga demikian. Selain ada juga tim dari darat yang melakukan upaya pemadaman dan pemantauan langsung," katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini upaya pemadaman kebakaran lahan atau hutan masih terus dilakukan dengan menggunakan helikopter.
"Helikopter ini juga terus melakukan pemantauan secara rutin lewat jalur udara. Jika ada kebakaran lahan, segera dipadamkan," katanya. (FZR/KWR)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: