PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat (23/2) menyerukan diakhirinya krisis Ukraina.

Seruan itu disampaikan Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan yang digelar bertepatan dengan peringatan dua tahun operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Dua tahun berjalan, konflik di Ukraina masih menjadi luka menganga di jantung Eropa. Guterres mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk perdamaian-perdamaian yang adil, berdasarkan Piagam PBB, hukum internasional dan resolusi Majelis Umum PBB.

"Perselisihan internasional harus diselesaikan dengan cara damai dan semua negara harus menahan diri dari tindakan mengancam atau menggunakan kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara lain," katanya.

Bahaya meningkatnya dan meluasnya konflik sangat nyata.

Menurut dia, di seluruh dunia, konflik di Ukraina memperdalam kesenjangan geopolitik, memperparah instabilitas regional, memperkecil ruang yang tersedia untuk mengatasi isu-isu global mendesak lainnya, serta melemahkan norma-norma dan nilai-nilai bersama yang membuat dunia lebih aman.

Guterres menjelaskan bahwa konflik tersebut mempercepat lonjakan harga pangan, memicu guncangan ekonomi dan krisis biaya hidup global, yang berdampak sangat parah terhadap negara-negara berkembang. Selain itu menurut dia, prospek konflik yang mengakibatkan kecelakaan terkait nuklir menghantui seluruh dunia.

"Ini saatnya untuk berkomitmen kembali pada Piagam (PBB) dan memperbarui penghormatan terhadap hukum internasional. Ini adalah jalan menuju perdamaian dan keamanan di Ukraina dan di seluruh dunia," kata Guterres.