Kemenperin: industri tumbuh hampir tiga kali lipat
29 September 2013 15:50 WIB
Tinjau PPI Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari berdialog dengan produsen gitar merek Secco Guitar pada peninjauan Pameran Produksi Indonesia 2013 di Bandung, 29 September 2013. (kemenperin.go.id)
Bandung (ANTARA News) - Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Anshari Bukhari, mengatakan dalam empat tahun terakhir industri nasional tumbuh tiga kali lipat, seiring dengan pertumbuhan investasi di Indonesia.
"Dari aspek makro terjadi pertumbuhan industri yang luar biasa. Industri nasional sudah tumbuh tiga kali lipat," katanya di sela-sela kunjungan kerjanya ke Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2013 di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ia menjelaskan pada 2009 pertumbuhan industri masih berkisar 2,5 persen, dan naik pada 2010 menjadi di atas lima persen, kemudian pada 2011 menjadi sekitar enam persen.
"Pada tahun lalu pertumbuhan industri sudah menembus 6,83 persen, di atas pertumbuhan ekonomi. Tahun ini target (pertumbuhan industri) awalnya 7,1 persen," kata Anshari.
Namun dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional dalam triwulan ketiga dan keempat ini, ia memperkirakan minimal industri nasional tumbuh sekitar 6,5 persen.
"Hampir semua industri sekarang tumbuh, terutama di sektor agro, seiring dengan kebijakan hilirisasi. Kini sudah tumbuh industri turunan CPO (minyak sawit mentah) dan kakao," kata Anshari.
Demikian pula dengan industri tekstil dan produk tektil (TPT) serta alas kaki, yang tumbuh negatif pada 2009, tapi kini mulai tumbuh positif.
Sementara industri alat angkut, peralatan dan permesinan, selalu tumbuh positif, demikian pula dengan makanan, katanya.
"Jadi kami yakin industri yang berbasis teknologi dan SDM akan semakin didorong untuk mempercepat pertumbuhan," katanya.
Anshari juga mengatakan sejak 2009 itu pula investasi di sektor industri tumbuh rata-rata 30 sampai 40 persen setiap tahun, yang didominasi investasi asing.
"Investasi asing atau PMA di sektor industri mencapai 60 persen, sedangkan PMDN (penanaman modal dalam negeri) hanya 40 persen. Karena itu, kami meminta Kadin mengimbau anggotanya meningkatkan investasi pengusaha domestik," katanya.
"Dari aspek makro terjadi pertumbuhan industri yang luar biasa. Industri nasional sudah tumbuh tiga kali lipat," katanya di sela-sela kunjungan kerjanya ke Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2013 di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ia menjelaskan pada 2009 pertumbuhan industri masih berkisar 2,5 persen, dan naik pada 2010 menjadi di atas lima persen, kemudian pada 2011 menjadi sekitar enam persen.
"Pada tahun lalu pertumbuhan industri sudah menembus 6,83 persen, di atas pertumbuhan ekonomi. Tahun ini target (pertumbuhan industri) awalnya 7,1 persen," kata Anshari.
Namun dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional dalam triwulan ketiga dan keempat ini, ia memperkirakan minimal industri nasional tumbuh sekitar 6,5 persen.
"Hampir semua industri sekarang tumbuh, terutama di sektor agro, seiring dengan kebijakan hilirisasi. Kini sudah tumbuh industri turunan CPO (minyak sawit mentah) dan kakao," kata Anshari.
Demikian pula dengan industri tekstil dan produk tektil (TPT) serta alas kaki, yang tumbuh negatif pada 2009, tapi kini mulai tumbuh positif.
Sementara industri alat angkut, peralatan dan permesinan, selalu tumbuh positif, demikian pula dengan makanan, katanya.
"Jadi kami yakin industri yang berbasis teknologi dan SDM akan semakin didorong untuk mempercepat pertumbuhan," katanya.
Anshari juga mengatakan sejak 2009 itu pula investasi di sektor industri tumbuh rata-rata 30 sampai 40 persen setiap tahun, yang didominasi investasi asing.
"Investasi asing atau PMA di sektor industri mencapai 60 persen, sedangkan PMDN (penanaman modal dalam negeri) hanya 40 persen. Karena itu, kami meminta Kadin mengimbau anggotanya meningkatkan investasi pengusaha domestik," katanya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: