Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Pusat tidak melakukan penambahan personel pengamanan, meski aksi unjuk rasa di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat sempat ricuh.

"Tidak ada penambahan personel," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Susatyo menjelaskan, untuk mengamankan aksi hari ini itu, pihaknya telah mengerahkan sebanyak 967 personel.

Massa juga berhasil ditertibkan dan sudah membubarkan diri setelah diberikan himbauan secara persuasif.

Sekitar pukul 17.55 WIB, sejumlah massa mulai memaksa masuk ke gedung KPU yang telah dibarikade.

Baca juga: Ratusan pelajar dan mahasiswa unjuk rasa di depan KPU dan Bawaslu

Barikade yang telah dipasang oleh pihak kepolisian pun dibuka secara paksa. Akibatnya, dorong-dorongan antara massa dan polisi pun tak dapat terhindarkan.

Tak hanya itu, massa juga sempat melempar telur busuk dan tikus mati ke arah Kantor KPU RI yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat itu.

Massa menuntut agar Ketua atau Komisioner KPU dapat keluar dan bertemu massa.

Namun, permintaan mereka tak kunjung diindahkan sehingga massa berupaya untuk masuk dengan paksa.

Mereka menyatakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diwarnai kecurangan, sementara KPU dianggap tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca juga: 1.728 personel dikerahkan untuk amankan demo di depan KPU dan Bawaslu

Di sisi lain, para pendemo juga menolak praktik "politik dinasti" Presiden Joko Widodo.