Sigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah memastikan penyakit mulut dan kuku (PMK) di kabupaten itu tidak mempengaruhi harga daging sapi dan daya tarik masyarakat membeli ternak sapi.

"Harga sapi di Sigi masih stabil dan memang PMK tidak terlalu berdampak pada harga sapi maupun dagingnya, sehingga harga masih di kisaran Rp110 hingga Rp120 ribu per kilogram," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Akib Ponulele di Sigi, Jumat.

Ia mengemukakan ternak sapi yang ada di Sigi dipastikan aman dari penyakit mulut dan kuku.

"Sejak empat bulan terakhir belum ada laporan kasus PMK dari petugas di lapangan, harapannya tidak ada lagi penyakit ini menyerang ternak masyarakat," ucapnya.

Pemerintah berfokus dan masif dalam pencegahan PMK di Sigi, sehingga ke depan kabupaten ini bisa menjadi penyuplai kebutuhan pangan masyarakat di Sulawesi Tengah.

Baca juga: Upaya pengendalian wabah PMK
"Pemerintah membagi tiga wilayah kecamatan sebagai kawasan pengembangan peternakan yakni Kecamatan Marawola, Dolo Barat dan Dolo Selatan," ujarnya.

Jalil, seorang peternak sapi mengatakan untuk kecamatan Dolo Selatan siap menjadi kawasan pengembangan peternakan sekaligus pemasok daging sapi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur nanti.

"Tentunya kami mengoptimalkan potensi usaha peternakan yang maju, mandiri dan modern di Dolo Selatan umumnya di Kabupaten Sigi," ucap dia.

Selanjutnya dengan adanya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Sigi sangat membantu dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, khususnya peternak yang tergabung dalam kelompok SPR Indonesia (Saspri).

Baca juga: Dokter hewan tegaskan air kunyit tak bisa obati PMK pada ternak
Baca juga: Kementan minta Aceh tetap perketat vaksinasi ternak