Christo-Elbert sumbang emas kedua di ISG 2013
28 September 2013 18:44 WIB
Tim tenis putra Indonesia (dari ki-ka) Elbert Sie, Adi Nugroho, David Agung, dan Christoper Rungkat menunjukkan medali mereka pada upacara pemberian penghargaan tenis beregu putra Islamic Solidarity Games (ISG) di Jakabaring, Palembang, Kamis (26/9).(ANTARA FOTO/Feny Selly)
Palembang (ANTARA News) - Petenis Christopher Rungkat dan Elbert Sie menyumbang emas kedua dari cabang tenis setelah mengalahkan rekan senegara David Agung-Wishnu Nugroho 6-4, 4-6, 10-8 di final pertandingan ganda putra Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Lapangan Tenis Jakabaring Palembang, Sabtu.
Bagi kedua petenis, sukses tersebut menyusul hasil gemilang di nomor beregu putra, yang lebih dulu menyumbang emas.
Tuan rumah Indonesia sudah mengumpulkan tiga medali emas cabang tenis dari nomor beregu putra, beregu putri dan ganda putra.
Indonesia juga dipastikan meraih medali emas keempat karena final akan diikuti oleh semua atlet Indonesia.
Christoper, yang menduduki peringkat 500-an Federasi Tenis Internasional (ITF), berpeluang mencatat hatrik karena di nomor tunggal putra dia juga lolos ke final setelah menang telak 6-1, 6-1 atas petenis Turki, Baris Firat.
Pada pertandingan final tunggal putra Minggu (29/9), Christo ditantang pemain bukan unggulan Mohammed Hassen dari Aljazair yang pada semifinal lainnya menyingkirkan Yalcinkale (Turki) 6-1, 7-5.
Mengenai peluangnya merebut emas ketiga di pesta olahraga negara Islam tersebut, Christo menyatakan bahwa ia akan tetap waspada saat menghadapi lawan yang tidak diunggulkan.
"Posisi sebagai underdog saya kira justru akan membuat lawan akan tampil lepas dan tanpa beban. Saya akan tetap tampil maksimal di pertandingan final nanti," kata Christo usai memenangi final pertandingan ganda putra bersama Elbert Sie.
Pelatih Febby Widyanto mengatakan Indonesia bisa mendominasi perolehan medali emas karena negara peserta tidak menurunkan petenis terbaik mereka pada pesta olahraga empat tahunan tersebut, terutama negara-negara Arab dan Afrika Utara.
"Maroko dan negara Arab lainnya sebenarnya memiliki petenis tangguh yang sering bertanding di turnamen internasional, tapi saya tidak melihat mereka tampil disini. Kalau negara-negara tersebut mengirimkan kekuatan penuh, saya yakin Indonesia tidak bisa mendominasi seperti ini," kata Febby.
Bagi kedua petenis, sukses tersebut menyusul hasil gemilang di nomor beregu putra, yang lebih dulu menyumbang emas.
Tuan rumah Indonesia sudah mengumpulkan tiga medali emas cabang tenis dari nomor beregu putra, beregu putri dan ganda putra.
Indonesia juga dipastikan meraih medali emas keempat karena final akan diikuti oleh semua atlet Indonesia.
Christoper, yang menduduki peringkat 500-an Federasi Tenis Internasional (ITF), berpeluang mencatat hatrik karena di nomor tunggal putra dia juga lolos ke final setelah menang telak 6-1, 6-1 atas petenis Turki, Baris Firat.
Pada pertandingan final tunggal putra Minggu (29/9), Christo ditantang pemain bukan unggulan Mohammed Hassen dari Aljazair yang pada semifinal lainnya menyingkirkan Yalcinkale (Turki) 6-1, 7-5.
Mengenai peluangnya merebut emas ketiga di pesta olahraga negara Islam tersebut, Christo menyatakan bahwa ia akan tetap waspada saat menghadapi lawan yang tidak diunggulkan.
"Posisi sebagai underdog saya kira justru akan membuat lawan akan tampil lepas dan tanpa beban. Saya akan tetap tampil maksimal di pertandingan final nanti," kata Christo usai memenangi final pertandingan ganda putra bersama Elbert Sie.
Pelatih Febby Widyanto mengatakan Indonesia bisa mendominasi perolehan medali emas karena negara peserta tidak menurunkan petenis terbaik mereka pada pesta olahraga empat tahunan tersebut, terutama negara-negara Arab dan Afrika Utara.
"Maroko dan negara Arab lainnya sebenarnya memiliki petenis tangguh yang sering bertanding di turnamen internasional, tapi saya tidak melihat mereka tampil disini. Kalau negara-negara tersebut mengirimkan kekuatan penuh, saya yakin Indonesia tidak bisa mendominasi seperti ini," kata Febby.
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: