Pemerintah dukung perusahaan "smartphone" lokal
28 September 2013 16:12 WIB
Investasi Samsung Menko Perekonomian Hatta Rajasa (tengah) bersama Menperin MS. Hidayat (kiri) dan Vice Chairman Samsung Electronics Kang Ho-moon (kanan), melakukan pertemuan di Seoul, Korsel, Kamis (26/9). Hatta dan MS. Hidayat meminta Samsung untuk berinvestasi dengan membuka pabrik ponsel di Indonesia. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Seoul (ANTARA News) - Pemerintah mendukung perusahaan yang akan mengembangkan produk telepon genggam cerdas ("smartphone") merek lokal di Indonesia dengan memberikan sejumlah fasilitas antara lain di bidang perpajakan.
"Pemerintah akan mendukung perusahaan dengan merek lokal," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, kepada wartawan di sela Forum Bisnis RI-Korsel di Seoul, Kamis.
Menteri mengungkapkan bahwa dua perusahaan yakni Polytron dan Ever Cross serta satu konsorsium perusahaan menyatakan akan meluncurkan investasi pembuatan "smartphone" bermerek lokal.
Selama ini, perusahaan-perusahaan itu hanya menjadi pedagang produk dari China.
Dijelaskan bahwa bagi Polytron kemungkinan pada akhir tahun ini sudah bisa berproduksi di Kudus, Jawa Tengah, sementara Ever Cross masih perlu membangun pabrik selama setahun sebelum mulai berproduksi.
Pada tahap awal, rata-rata produksi mereka mencapai 100.000 hingga 200.000 unit per bulan.
Menteri menjelaskan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan berupa pemberian fasilitas perpajakan dan bea masuk bahan pendukung.
Pemerintah juga akan membantu mengamankan pasar dengan memberantas pemasaran "smart phone" ilegal.
Pemerintah, katanya, akan menyediakan laboratorium pengujian di Surabaya.
Hidayat mengatakan bahwa dukungan kepada investor yang akan membuat "smartphone" lokal itu diberikan sambil menunggu kepastian apakah Samsung, perusahaan gadget Korsel, berminat menanamkan modalnya untuk pembangunan pabrik di Indonesia.
Samsung menyatakan kepada Menperin bahwa mereka masih akan mempertimbangkan secepatnya apakah akan membangun pabrik di Indonesia atau tidak.
Santer kabarnya Samsung akan investasi di China dan Vietnam. Selama ini Samsung hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar dengan daya serap satu juta unit per bulan.
"Pemerintah akan mendukung perusahaan dengan merek lokal," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, kepada wartawan di sela Forum Bisnis RI-Korsel di Seoul, Kamis.
Menteri mengungkapkan bahwa dua perusahaan yakni Polytron dan Ever Cross serta satu konsorsium perusahaan menyatakan akan meluncurkan investasi pembuatan "smartphone" bermerek lokal.
Selama ini, perusahaan-perusahaan itu hanya menjadi pedagang produk dari China.
Dijelaskan bahwa bagi Polytron kemungkinan pada akhir tahun ini sudah bisa berproduksi di Kudus, Jawa Tengah, sementara Ever Cross masih perlu membangun pabrik selama setahun sebelum mulai berproduksi.
Pada tahap awal, rata-rata produksi mereka mencapai 100.000 hingga 200.000 unit per bulan.
Menteri menjelaskan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan berupa pemberian fasilitas perpajakan dan bea masuk bahan pendukung.
Pemerintah juga akan membantu mengamankan pasar dengan memberantas pemasaran "smart phone" ilegal.
Pemerintah, katanya, akan menyediakan laboratorium pengujian di Surabaya.
Hidayat mengatakan bahwa dukungan kepada investor yang akan membuat "smartphone" lokal itu diberikan sambil menunggu kepastian apakah Samsung, perusahaan gadget Korsel, berminat menanamkan modalnya untuk pembangunan pabrik di Indonesia.
Samsung menyatakan kepada Menperin bahwa mereka masih akan mempertimbangkan secepatnya apakah akan membangun pabrik di Indonesia atau tidak.
Santer kabarnya Samsung akan investasi di China dan Vietnam. Selama ini Samsung hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar dengan daya serap satu juta unit per bulan.
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: