Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis mengatakan, air yang berasal dari bendungan yang dibangun pada tahun 1991 tersebut didorong menggunakan dua pompa guna menyalurkan laju air baku menuju KEK Mandalika.
Menurutnya pembangunan pompa pendorong tersebut dilakukan karena elevasi atau ketinggian lokasi KEK Mandalika lebih tinggi dari Bendungan Pengga.
Selanjutnya air baku yang didapat didistribusikan dengan jaringan pipa sepanjang 24,150 km yang sebelumnya telah selesai dibangun pada 2022. Adapun mekanisme ini dapat digunakan secara bergiliran selama 24 jam.
Lebih lanjut Menteri PUPR mengatakan program pengoptimalan Bendungan Pengga merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus melakukan pemanfaatan infrastruktur yang sudah dibangun. Sehingga nilai aset negara itu dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
Selain itu dirinya juga menyampaikan, pembangunan bendungan dan embung sebagai tampungan air, merupakan salah satu upaya nyata untuk mengatasi ancaman perubahan iklim (climate change) yang saat ini sedang melanda dunia.
"Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air, baik itu embung dan bendungan. Kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar. Dan di musim hujan, mampu menjadi tampungan yang efektif menahan debit banjir," katanya.
Adapun Bendungan Pengga merupakan bendungan lama yang telah dibangun sejak tahun 1991 dengan volume 21 juta meter kubik.
Bendungan ini berada di Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Fasilitas yang berusia 1 abad tersebut memiliki kapasitas air sebesar 1.000 liter per detik yang bersumber dari bendungan lain, yakni Bendungan Batu Jai yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Dodokan.
Baca juga: Presiden harap bendungan buat produktivitas padi NTB naik drastis
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Bendungan Beringin Sila di Sumbawa NTB