Menko PMK minta guru waspadai geng sekolah antisipasi perundungan
22 Februari 2024 19:31 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (kemeja putih) mendampingi Wapres Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis (22/2/2024). ANTARA/BPMI Setwapres
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta guru mewaspadai adanya kelompok atau geng di sekolah untuk mengantisipasi praktik perundungan atau bullying.
"Dalam teori psikologi sosial, biasanya bullying itu tidak dilakukan orang per orang tetapi oleh clique, oleh komplotan, anak-anak geng ya itu kalau teori clique," kata Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis.
Clique adalah kelompok teman sebaya yang terjalin erat berdasarkan ketertarikan tertentu yang sama.
Muhadjir mencontohkan clique di sekolah bisa terjadi misalnya atas dasar merasa sama-sama cantik atau merasa sama-sama berasal dari keluarga kaya, lalu berkumpul membentuk geng di sekolah.
Baca juga: Cegah perundungan, orangtua diminta perhatikan perubahan perilaku anak
"Biasanya orang akan berkumpul dengan suatu kesamaan dan guru harus mewaspadai betul dan itu bisa terjadi di semua sekolah," terang dia.
Muhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Sedangkan jika sudah terjadi praktik perundungan, Muhadjir berpesan agar pihak sekolah segera melakukan langkah-langkah pemulihan termasuk konsultasi bimbingan, tidak hanya kepada siswa yang menjadi korban melainkan juga kepada pelaku perundungan.
"Termasuk juga yang melakukan, karena yang melakukan ini mereka yang belum dewasa. Dia juga butuh treatment, jangan sampai menjadi perilaku yang kambuhan," ujarnya.
Baca juga: Kementerian PPPA kawal penanganan kasus perundungan pelajar di Serpong
Baca juga: Satuan pendidikan diimbau mampu respons perilaku agresif peserta didik
"Dalam teori psikologi sosial, biasanya bullying itu tidak dilakukan orang per orang tetapi oleh clique, oleh komplotan, anak-anak geng ya itu kalau teori clique," kata Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis.
Clique adalah kelompok teman sebaya yang terjalin erat berdasarkan ketertarikan tertentu yang sama.
Muhadjir mencontohkan clique di sekolah bisa terjadi misalnya atas dasar merasa sama-sama cantik atau merasa sama-sama berasal dari keluarga kaya, lalu berkumpul membentuk geng di sekolah.
Baca juga: Cegah perundungan, orangtua diminta perhatikan perubahan perilaku anak
"Biasanya orang akan berkumpul dengan suatu kesamaan dan guru harus mewaspadai betul dan itu bisa terjadi di semua sekolah," terang dia.
Muhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Sedangkan jika sudah terjadi praktik perundungan, Muhadjir berpesan agar pihak sekolah segera melakukan langkah-langkah pemulihan termasuk konsultasi bimbingan, tidak hanya kepada siswa yang menjadi korban melainkan juga kepada pelaku perundungan.
"Termasuk juga yang melakukan, karena yang melakukan ini mereka yang belum dewasa. Dia juga butuh treatment, jangan sampai menjadi perilaku yang kambuhan," ujarnya.
Baca juga: Kementerian PPPA kawal penanganan kasus perundungan pelajar di Serpong
Baca juga: Satuan pendidikan diimbau mampu respons perilaku agresif peserta didik
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: