BKSDA diminta segera tangkap harimau yang resahkan warga Lampung Barat
22 Februari 2024 19:23 WIB
Ilustrasi- Harimau sumatera yang terlihat oleh warga di Jalan lintas Barat Tanggamus-Krui tepatnya di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). (ANTARA/HO/Warga)
Lampung Barat (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Lampung Barat Nukman meminta kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Bengkulu-Lampung untuk segera mengevakuasi Harimau Sumatera yang meresahkan warga tersebut.
"Agar raja hutan Harimau Sumatera yang sudah meresahkan masyarakat Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) itu segera ditangkap untuk dilakukan minimal karantina, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," kata Nukman saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap keberadaan harimau yang dapat menyerang penduduk, khususnya saat berada di kebun.
"Terhadap masyarakat saya minta untuk tetap waspada, kalau ke kebun memetik kopi, durian, jangan sendiri-sendiri, usahakan mengajak teman agar bisa saling membantu," katanya.
Baca juga: BKSDA pasang jebakan kamera atasi gangguan harimau di Lampung Barat
Nukman juga mengingatkan warga agar tidak mengambil tindakan sendiri untuk menangkap hewan buas yang berkeliaran pada beberapa bulan ini, karena khawatir akan ada korban lagi.
Sebelumnya BKSDA wilayah Bengkulu-Lampung memasang jebakan kandang dan kamera perangkap untuk menindaklanjuti laporan adanya dua warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat.
"Untuk mengantisipasi tidak terjadi kasus serupa dan meredam keresahan masyarakat, BKSDA Bengkulu-Lampung memasang kandang jebak dan kamera jebak di lokasi kejadian korban ditemukan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung Joko Susilo.
Pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi dan pencarian Harimau Sumatera yang meresahkan warga sekitar.
Baca juga: Harimau Makan Ternak, Masyarakat Pesisir Lampung Barat Resah
"Sudah menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW III Lampung untuk melakukan evakuasi satwa liar, jenis Harimau sumatera," katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya Sahri bin Saprak (28) warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, ditemukan meninggal dunia pada hari Kamis 22 Februari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Sahri ditemukan warga dengan kondisi yang cukup mengenaskan di kebunnya di Talang Peninjauan dan diduga akibat serangan harimau.
Sebelumnya Gunarso warga Pemangku Sunber Agung II, Pekon Simber Agung, Kecamatan Suoh, Kamis (8/2) ditemukan masyarakat meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan di sebuah lahan perkebunan. Melihat kondisi luka yang dialami Gunarso warga menduga akibat terkaman harimau.
Baca juga: Polisi kembali evakuasi warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat
"Agar raja hutan Harimau Sumatera yang sudah meresahkan masyarakat Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) itu segera ditangkap untuk dilakukan minimal karantina, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," kata Nukman saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap keberadaan harimau yang dapat menyerang penduduk, khususnya saat berada di kebun.
"Terhadap masyarakat saya minta untuk tetap waspada, kalau ke kebun memetik kopi, durian, jangan sendiri-sendiri, usahakan mengajak teman agar bisa saling membantu," katanya.
Baca juga: BKSDA pasang jebakan kamera atasi gangguan harimau di Lampung Barat
Nukman juga mengingatkan warga agar tidak mengambil tindakan sendiri untuk menangkap hewan buas yang berkeliaran pada beberapa bulan ini, karena khawatir akan ada korban lagi.
Sebelumnya BKSDA wilayah Bengkulu-Lampung memasang jebakan kandang dan kamera perangkap untuk menindaklanjuti laporan adanya dua warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat.
"Untuk mengantisipasi tidak terjadi kasus serupa dan meredam keresahan masyarakat, BKSDA Bengkulu-Lampung memasang kandang jebak dan kamera jebak di lokasi kejadian korban ditemukan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung Joko Susilo.
Pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi dan pencarian Harimau Sumatera yang meresahkan warga sekitar.
Baca juga: Harimau Makan Ternak, Masyarakat Pesisir Lampung Barat Resah
"Sudah menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW III Lampung untuk melakukan evakuasi satwa liar, jenis Harimau sumatera," katanya.
Untuk diketahui, sebelumnya Sahri bin Saprak (28) warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, ditemukan meninggal dunia pada hari Kamis 22 Februari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Sahri ditemukan warga dengan kondisi yang cukup mengenaskan di kebunnya di Talang Peninjauan dan diduga akibat serangan harimau.
Sebelumnya Gunarso warga Pemangku Sunber Agung II, Pekon Simber Agung, Kecamatan Suoh, Kamis (8/2) ditemukan masyarakat meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan di sebuah lahan perkebunan. Melihat kondisi luka yang dialami Gunarso warga menduga akibat terkaman harimau.
Baca juga: Polisi kembali evakuasi warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat
Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: