Menaker dan ILO bertemu bahas realisasi program pekerjaan layak
22 Februari 2024 15:47 WIB
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah (kanan) dan Direktur ILO untuk Indonesia and Timor Leste Simrin Singh dalam pertemuan di Kantor Kemnaker Jakarta, Kamis (22/2/2024). ANTARA/HO-Kemnaker/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah melakukan pertemuan dengan Direktur International Labour Organization (ILO) untuk Indonesia dan Timor Leste Simrin Singh membahas realisasi program pekerjaan layak di Indonesia.
Menurut keterangan di Jakarta Kamis, Menaker Ida meminta ILO untuk melanjutkan pencapaian kerja layak di Indonesia serta menjadi penghubung terhadap hal-hal yang masih menjadi persoalan dalam merealisasikan dukungan terhadap program pekerjaan layak bagi Indonesia atau Decent Work Country Programme (DWCP) for Indonesia.
"Program pekerjaan layak merupakan sarana utama bagi ILO untuk mempromosikan kerja layak sebagai komponen kunci dari strategi pembangunan nasional," kata Menaker Ida Fauziyah dalam pertemuan yang diadakan di Kantor Kemnaker pada hari ini.
Selain membahas isu pekerjaan layak sebagai salah satu strategi pembangunan nasional, Ida juga menyampaikan harapan agar ILO mendukung koordinasi antar-kementerian dan lembaga serta pemangku kepentingan dalam menerapkan Konvensi ILO. Khususnya yang berkaitan dengan Maritime Labour Convention.
"Kami membutuhkan peran ILO dalam memfasilitasi koordinasi para pemangku kepentingan untuk merespon harmonisasi regulasi dan implementasi kerja layak di sektor maritim," kata Ida.
Menaker juga mengharapkan ke depan ILO dapat menjadi mitra potensial tripartit Indonesia dalam upaya meningkatkan tingkat pemahaman dan kepatuhan kelompok pengusaha dan kelompok pekerja. Sehingga dapat meminimalisasi kasus-kasus ketenagakerjaan yang mungkin saja timbul.
ILO kemudian juga dimintanya untuk merespons secara cepat semua isu-isu ketenagakerjaan yang sedang berkembang dan menjadi tren global.
"Semoga kita dapat bertukar informasi mengenai kerja sama antara ILO dan Indonesia di bidang ketenagakerjaan," demikian Ida Fauziyah.
Menurut keterangan di Jakarta Kamis, Menaker Ida meminta ILO untuk melanjutkan pencapaian kerja layak di Indonesia serta menjadi penghubung terhadap hal-hal yang masih menjadi persoalan dalam merealisasikan dukungan terhadap program pekerjaan layak bagi Indonesia atau Decent Work Country Programme (DWCP) for Indonesia.
"Program pekerjaan layak merupakan sarana utama bagi ILO untuk mempromosikan kerja layak sebagai komponen kunci dari strategi pembangunan nasional," kata Menaker Ida Fauziyah dalam pertemuan yang diadakan di Kantor Kemnaker pada hari ini.
Selain membahas isu pekerjaan layak sebagai salah satu strategi pembangunan nasional, Ida juga menyampaikan harapan agar ILO mendukung koordinasi antar-kementerian dan lembaga serta pemangku kepentingan dalam menerapkan Konvensi ILO. Khususnya yang berkaitan dengan Maritime Labour Convention.
"Kami membutuhkan peran ILO dalam memfasilitasi koordinasi para pemangku kepentingan untuk merespon harmonisasi regulasi dan implementasi kerja layak di sektor maritim," kata Ida.
Menaker juga mengharapkan ke depan ILO dapat menjadi mitra potensial tripartit Indonesia dalam upaya meningkatkan tingkat pemahaman dan kepatuhan kelompok pengusaha dan kelompok pekerja. Sehingga dapat meminimalisasi kasus-kasus ketenagakerjaan yang mungkin saja timbul.
ILO kemudian juga dimintanya untuk merespons secara cepat semua isu-isu ketenagakerjaan yang sedang berkembang dan menjadi tren global.
"Semoga kita dapat bertukar informasi mengenai kerja sama antara ILO dan Indonesia di bidang ketenagakerjaan," demikian Ida Fauziyah.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: