"Secara umum, iklim investasi bagi investor luar negeri di sektor perbankan Indonesia tetap menarik meskipun ada dinamika dan persaingan yang kompetitif," kata Dian di Jakarta, Kamis.
Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, jumlah populasi yang besar, dan peluang inovasi serta ekspansi, termasuk di bidang digital banking, financial technology (fintech), dan inklusi keuangan, tetap menarik bagi investor asing.
OJK secara berkala menerima berbagai permohonan izin dari investor asing, termasuk yang ingin memperkuat permodalan bank melalui right issue.
Evaluasi ketat dilakukan untuk memastikan kontribusi positif investor asing terhadap sektor perbankan dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Kebijakan dan regulasi terus disempurnakan untuk menjaga keseimbangan antara mengundang investasi dan memastikan kestabilan serta integritas sistem keuangan, termasuk aturan tentang batasan kepemilikan, transfer teknologi, dan penguatan kapasitas lokal.
Pertumbuhan ekonomi yang solid dan potensi pasar yang besar di Indonesia menjadi pemicu utama bagi investasi.
Investor cenderung melihat peluang dalam diversifikasi portofolio dan mencari keuntungan dari kondisi ekonomi yang menjanjikan.
Hal itu tercermin dari kisaran Net Interest Margin (NIM) perbankan nasional Indonesia yang masih di kisaran angka 3-5 persen, serta mayoritas bank berafiliasi Korea dan Jepang masih membukukan laba yang cukup baik.
Kemitraan dengan bank lokal membantu mereka memanfaatkan pengetahuan lokal, memahami kebutuhan pasar dengan lebih baik, dan meminimalkan risiko operasional.
Baca juga: Menteri Bahlil minta perbankan biayai pengusaha untuk bangun smelter
Baca juga: Menkeu minta perbankan tidak tahan penyaluran kredit pada 2024
Baca juga: Analis minta investor perhatikan kebijakan BI dan kredit perbankan