"LCT di posisi akhir 2023 tercatat 6,3 miliar dolar AS, ini peningkatan sebesar 53 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun 2022 sebesar 4,1 miliar dolar AS," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Nilai transaksi tersebut jauh meningkat dibandingkan awal implementasinya pada 2018 yang tercatat hanya 348,5 juta dolar AS.
Lebih lanjut Destry menuturkan pada Januari 2024, nilai transaksi LCT tercatat sebesar 444 juta dolar AS.
Selain itu, jumlah pelaku LCT juga meningkat menjadi 3.530 pelaku saat ini. Hingga sekarang ini, Malaysia menjadi mitra utama LCT.
"Jumlah pelaku ada peningkatan cukup signifikan di mana di Januari ini pelakunya sudah mencapai 3.530 dibanding rata-rata tahun lalu yang hanya sebesar 2.602," ujarnya.
Baca juga: BI: LCT dukung integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Baca juga: BKF: Transaksi LCT paling banyak digunakan di sektor pariwisata