Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penggunaan teknologi digital dalam dunia usaha dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas sektor industri pengolahan (manufaktur) menjadi lebih berkelanjutan dan efisien.

Ia mengatakan, implementasi teknologi dalam dunia industri dapat mendorong tercapainya dampak positif bagi finansial, operasional, serta inovasi teknologi.

“Perusahaan manufaktur memegang peran penting bagi perekonomian nasional. Transformasi dan implementasi industri 4.0 pada perusahaan manufaktur diyakini akan meningkatkan produktivitas, daya saing, efisiensi, kontribusi nilai tambah dan keberlanjutan industri nasional,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menperin: Industri manufaktur tetap dominasi capaian ekspor nasional

Menperin menyampaikan untuk mewujudkan hal tersebut, pada 2018, diluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai upaya percepatan transfomasi digital sektor manufaktur di tanah air.

Konsep tersebut digunakan sebagai acuan bagi pelaku industri, dan pembuat kebijakan untuk menerapkan konsep revolusi industri 4.0, dengan target dapat membawa Indonesia masuk ke dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

Ia menilai hal terpenting dari transformasi teknologi di bidang industri yaitu adanya pemanfaatan peralatan digital, serta kemampuan adopsi teknologi.

“Komponen terpenting pada proses transformasi digital berupa kesadaran manfaat penggunaan peralatan digital, tidak hanya sekadar kemampuan adopsi teknologi, namun harus sejalan dengan perubahan mindset digital,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah menjalankan program National Lighthouse Industri 4.0 yang dijalankan sejak tahun 2019, dengan menetapkan beberapa perusahaan manufaktur sebagai percontohan (role model) bagi perusahaan lainnya dalam menjalankan transformasi dan implementasi industri 4.0

Sebelumnya pada Selasa (13/2), Menperin mengatakan kontribusi sektor manufaktur Indonesia berada di atas rata-rata nilai kontribusi dunia.

Baca juga: Enam program strategis efektif percepat transformasi digital

Menurutnya, berdasarkan data UNStats, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2021 sebesar 228 miliar dolar AS. Pada periode tersebut, peringkat MVA Indonesia berada di atas beberapa negara, seperti Kanada, Turki, Irlandia, Brasil, Spanyol, Swiss, Thailand, dan Polandia.

“MVA Indonesia memberikan kontribusi sebesar 1,46 persen terhadap total MVA dunia tahun 2021, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu powerhouse manufaktur di dunia,” kata Menperin.