BI: Kredit perbankan pada Januari 2024 tumbuh 11,83 persen
21 Februari 2024 15:02 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit perbankan pada Januari 2024 tumbuh sebesar 11,83 persen secara year on year (yoy), didorong masih kuatnya sisi penawaran dan permintaan.
"Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu.
Sementara dari sisi permintaan, Perry menuturkan peningkatan kredit didorong oleh terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga.
Menurut dia, ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,79 persen dan didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) BI, khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.
Untuk menyikapi funding gap sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,8 persen dan agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama yaitu realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK.
Bank memiliki preferensi untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor potensial yang menjadi ekspertise bank dan sesuai risk appetite, antara lain ke sektor perdagangan besar dan eceran, industri, pertanian, jasa dunia usaha, dan konsumsi.
Secara umum, sektor-sektor tersebut menunjukkan kinerja usaha korporasi yang baik, mendorong terjaganya kemampuan membayar.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 13,39 persen (yoy) dan 12,26 persen (yoy), diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 9,64 persen (yoy).
Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama terjadi pada sektor pertambangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha.
Pembiayaan syariah terus melanjutkan pertumbuhan tinggi, yaitu mencapai 15,67 persen (yoy) pada Januari 2024, sementara kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh sebesar 8,97 persen (yoy).
Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 10-12 persen. Bank Indonesia terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan meningkatkan sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, kementerian/lembaga, perbankan, serta pelaku dunia usaha.
Baca juga: OJK targetkan kredit perbankan pada 2024 tumbuh 9-11 persen
Baca juga: Menkeu minta perbankan tidak tahan penyaluran kredit pada 2024
Baca juga: Ekonom: Kredit perbankan belum akan tumbuh pesat di tahun politik
"Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu.
Sementara dari sisi permintaan, Perry menuturkan peningkatan kredit didorong oleh terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga.
Menurut dia, ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,79 persen dan didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) BI, khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.
Untuk menyikapi funding gap sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,8 persen dan agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama yaitu realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK.
Bank memiliki preferensi untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor potensial yang menjadi ekspertise bank dan sesuai risk appetite, antara lain ke sektor perdagangan besar dan eceran, industri, pertanian, jasa dunia usaha, dan konsumsi.
Secara umum, sektor-sektor tersebut menunjukkan kinerja usaha korporasi yang baik, mendorong terjaganya kemampuan membayar.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 13,39 persen (yoy) dan 12,26 persen (yoy), diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 9,64 persen (yoy).
Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama terjadi pada sektor pertambangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha.
Pembiayaan syariah terus melanjutkan pertumbuhan tinggi, yaitu mencapai 15,67 persen (yoy) pada Januari 2024, sementara kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh sebesar 8,97 persen (yoy).
Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 10-12 persen. Bank Indonesia terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan meningkatkan sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, kementerian/lembaga, perbankan, serta pelaku dunia usaha.
Baca juga: OJK targetkan kredit perbankan pada 2024 tumbuh 9-11 persen
Baca juga: Menkeu minta perbankan tidak tahan penyaluran kredit pada 2024
Baca juga: Ekonom: Kredit perbankan belum akan tumbuh pesat di tahun politik
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: