Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 150 poin terhadp dolar AS menyusul pelaku pasar uang yang khawatir terhadap batas utang Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 150 poin menjadi Rp11.310 dibanding posisi sebelumnya di Rp11.460 per dolar AS.

"Penguatan dolar AS tertahan terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah seiring merebaknya kekhawatiran pasar tentang kebuntuan keputusan Kongres AS perihal pembatasan utang (debt ceiling) yang mendekati batas maksimal," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan ketidakpastian tentang kapan bank sentral AS akan mulai mengurangi stimulus moneternya juga turut membebani mata uang dolar AS.

"Resiko kegagalan untuk memperpanjang pinjaman AS berpotensi menghasilkan `default` pada utang negara, kondisi itu bisa merusak kepercayaan investor internasional terhadap aset-aset dolar AS," kata dia.

Sementara itu, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil menyusul Bank Indonesia akan tetap melakukan intervensi.

"Sentimen yang mudah berubah mendorong BI menjaga fluktuasi mata uang domestik tidak terlalu tinggi," kata dia.

Terkait perdebatan batas utang AS, Ruly menilai dampaknya akan negatif ke pasar keuangan jika tidak terjadi kesepakatan untuk menaikan batas utang AS dikarenakan kondisi itu akan menahan aktivitas AS, dengan demikian ekonomi bisa semakin melambat.

"Melambatnya ekonomi AS tentu akan berdampak juga pada global, termasuk Indonesia," kata dia.

Dari dalam negeri, lanjut Rully, juga belum ada sentimen yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada kuartal kedua ini pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan melambat dibanding periode sebelumnya.