Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan Imam Subarkah di Banjarbaru, Rabu, mengemukakan program gerakan nasional penanganan dampak El Nino sejak 2013 tersebut ditargetkan seluas 62.800 hektare lahan baru pertanian padi di kabupaten/kota di provinsi setempat.
Baca juga: Pemprov Kalsel menargetkan satu juta ton hasil panen padi 2024
Menurut dia, program dampak fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur hingga terjadi kemarau tersebut, hingga 2024 terealisasi sebanyak 67.618 hektare atau 107,5 persen.Baca juga: Pemprov Kalsel menargetkan satu juta ton hasil panen padi 2024
"Ini merupakan keberhasilan kita bersama, mulai dari para petani hingga pemerintah kabupaten/kota dalam menyukseskan program pemerintah pusat tersebut," ujarnya.
Imam menjelaskan dari data yang diterima, untuk penyumbang lahan tanam padi terluas dari kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari target delapan ribu hektare, terealisasi seluas 16 ribu hektare, walaupun selama proses pelaksanaan mengalami beberapa kendala.
Imam mengatakan untuk lahan baru tersebut, nantinya terus ditanami oleh para petani, sehingga akan berdampak untuk mengurangi laju inflasi. "Selama kondisi lahan tersebut masih memungkinkan, kami akan terus mengupayakan para petani melakukan penanaman padi di lahan yang sudah digunakan tersebut," ujarnya.
Baca juga: Produksi padi di Kalsel kembali surplus
Baca juga: Mentan canangkan tanam padi 1000 hektare per kabupaten/kota se-Kalsel
Produksi atau tanam padi di Kalsel sempat terjadi kendala pada tahun 2022 hingga memasuki tahun 2023, karena diserang hama tungro. Meski di 2023 kembali ada cobaan dengan terjadi fenomena El Nino, produksi padi di Kalsel masih surplus, yakni 847 ribu ton gabah kering. Jika dikonversikan menjadi beras mencapai 556 ton.Baca juga: Produksi padi di Kalsel kembali surplus
Baca juga: Mentan canangkan tanam padi 1000 hektare per kabupaten/kota se-Kalsel
“Kebutuhan beras untuk penduduk Kalsel yang mencapai 4,3 juta jiwa sekitar 400 ribu ton per tahun. Artinya, dengan produktivitas yang ada, kita sudah bisa mencukupi, bahkan lebih," ujar Imam.