Jakarta (ANTARA) - Kondisi cuaca menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan operasi pencarian helikopter logistik eksplorasi kontraktor perusahaan tambang nikel Weda Bay Industri Park (IWIP) yang dilaporkan hilang di hutan Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Kepala Kantor Basarnas Ternate Fatur Rahman yang dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu, mengaku bahwa personelnya berkoordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca penerbangan pagi ini guna memperlancar kegiatan pencarian helikopter yang jatuh tersebut.

Baca juga: Helikopter WBN dilaporkan hilang kontak di hutan Halmahera

Ia memaparkan helikopter Bell 429 PK-WSW yang dikendarai oleh dua orang pilot dan mengangkut seorang penumpang tersebut dilaporkan hilang pada Selasa (20/2) sekitar pukul 13.40 WIT.

“Saat itu pilot telah melewati ketinggian 2.000 kaki,” ujarnya.

Ia menyebutkan sebelum dilaporkan hilang, sekitar pukul 13.15 WIT, pilot sempat melapor kepada petugas pendaratan (HLO) setempat kalau dia mendengar suara ledakan.

Hal itu terungkap dari rekaman radio penerbangan memuat percakapan pilot dengan petugas pendaratan helikopter yang diterima Basarnas.

Berbekal informasi tersebut, tim Basarnas langsung berangkat ke lokasi, namun karena kemarin (Selasa, 20/2) hujan, pada hari ini mulai melakukan operasi pencarian bekerja sama dengan Kepolisian Resor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Tengah dan perwakilan tim perusahaan.

Baca juga: Basarnas kerahkan helikopter cari enam penumpang KM Rukun Jaya

Baca juga: Helikopter Polri hilang kontak di Belitung Timur layak terbang


Tim gabungan yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan tersebut, akan menelusuri kawasan titik pertama helikopter dilaporkan hilang kontak pada rute koordinat 0°28'13.47"N /127°56'0.19"E - 0°39'20.54"N /127°58'17.28"E Halmahera Tengah.

Petugas Basarnas mengkonfirmasi kalau titik dugaan helikopter hilang tersebut berada di kawasan hutan, sehingga butuh kesiapsiagaan.