PBB tunda pengiriman bantuan ke Gaza karena faktor keamanan
21 Februari 2024 00:07 WIB
Truk dari Bulan Sabit Merah Mesir di Pelabuhan El Arish, Mesir, Kamis (15/2/2024) membawa kardus-kardus berisi bantuan dari masyarakat Indonesia yang diangkut oleh KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 untuk rakyat Palestina di Gaza. ANTARA/HO-Dinas Penerangan TNI AL
Washington (ANTARA) - Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa mengumumkan bahwa mereka menunda pengiriman bantuan pangan ke Gaza utara karena alasan keamanan.
"WFP menunda pengiriman bantuan pangan penting ke Gaza utara sampai kondisi di sana memungkinkan distribusi yang aman," kata program PBB itu dalam pernyataannya.
WFP mengatakan keputusan itu diambil dengan sangat terpaksa, mengingat situasi di Gaza yang "sangat kritis".
Penundaan bantuan juga membuat situasi di bagian barat wilayah kantong Palestina itu bakal "semakin parah dan lebih banyak orang terancam kelaparan".
Pada Minggu, pengiriman bantuan dilanjutkan setelah ditunda selama tiga pekan menyusul serangan Israel terhadap sebuah truk UNRWA dan tidak adanya sistem notifikasi kemanusiaan yang berfungsi.
WFP mengatakan semula mereka akan mengirim 10 truk pengangkut makanan selama tujuh hari berturut-turut, tetapi pada Minggu, konvoi bantuan itu diserbu warga di dekat pintu pemeriksaan Wadi Gaza saat menuju Kota Gaza.
Disebutkan, pekerja bantuan harus menghalau orang-orang yang berusaha naik ke atas truk dan menghadapi risiko tertembak di Kota Gaza.
Pada Senin, konvoi bantuan "mengalami serbuan dan kekerasan karena tidak adanya aturan ketertiban sipil".
"Sejumlah truk dijarah antara Khan Younes dan Deir al Balah, sedangkan seorang sopir dipukul. Sisa tepung langsung dikeluarkan dari truk di Kota Gaza di tengah ketegangan dan kemarahan yang meledak," kata WFP dalam pernyataan itu.
WFP mengaku "menyaksikan keputusasaan dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya" selama dua hari terakhir.
Mereka juga mengatakan bahwa laporan mereka pada Desember sudah memperingatkan risiko bencana kelaparan di Gaza utara pada Mei kecuali kondisi di sana segera dipulihkan.
Sebuah laporan dari UNICEF dan WFP pada Senin mengatakan bahwa situasi di Gaza utara "sangat ekstrem", di mana 15,6 persen anak-anak berusia kurang dari dua tahun mengalami gizi buruk yang akut.
WFP mengatakan mereka akan berusaha melanjutkan pengiriman sesegera mungkin dan menyerukan agar "bantuan makanan yang jauh lebih banyak" bisa dikirim ke Gaza.
Mereka juga meminta agar titik-titik perlintasan tambahan dibuka ke Gaza utara, sistem notifikasi kemanusiaan difungsikan kembali, jaringan komunikasi dinormalkan, dan adanya jaminan keamanan bagi pekerja dan mitra.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Kelompok Arab minta DK PBB ambil tindakan terkait Gaza
Baca juga: Jerman ingin perbatasan dibuka agar bantuan kemanusiaan masuk Gaza
Baca juga: PBB: Kehidupan anak di Gaza terancam akibat tingginya malnutrisi
"WFP menunda pengiriman bantuan pangan penting ke Gaza utara sampai kondisi di sana memungkinkan distribusi yang aman," kata program PBB itu dalam pernyataannya.
WFP mengatakan keputusan itu diambil dengan sangat terpaksa, mengingat situasi di Gaza yang "sangat kritis".
Penundaan bantuan juga membuat situasi di bagian barat wilayah kantong Palestina itu bakal "semakin parah dan lebih banyak orang terancam kelaparan".
Pada Minggu, pengiriman bantuan dilanjutkan setelah ditunda selama tiga pekan menyusul serangan Israel terhadap sebuah truk UNRWA dan tidak adanya sistem notifikasi kemanusiaan yang berfungsi.
WFP mengatakan semula mereka akan mengirim 10 truk pengangkut makanan selama tujuh hari berturut-turut, tetapi pada Minggu, konvoi bantuan itu diserbu warga di dekat pintu pemeriksaan Wadi Gaza saat menuju Kota Gaza.
Disebutkan, pekerja bantuan harus menghalau orang-orang yang berusaha naik ke atas truk dan menghadapi risiko tertembak di Kota Gaza.
Pada Senin, konvoi bantuan "mengalami serbuan dan kekerasan karena tidak adanya aturan ketertiban sipil".
"Sejumlah truk dijarah antara Khan Younes dan Deir al Balah, sedangkan seorang sopir dipukul. Sisa tepung langsung dikeluarkan dari truk di Kota Gaza di tengah ketegangan dan kemarahan yang meledak," kata WFP dalam pernyataan itu.
WFP mengaku "menyaksikan keputusasaan dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya" selama dua hari terakhir.
Mereka juga mengatakan bahwa laporan mereka pada Desember sudah memperingatkan risiko bencana kelaparan di Gaza utara pada Mei kecuali kondisi di sana segera dipulihkan.
Sebuah laporan dari UNICEF dan WFP pada Senin mengatakan bahwa situasi di Gaza utara "sangat ekstrem", di mana 15,6 persen anak-anak berusia kurang dari dua tahun mengalami gizi buruk yang akut.
WFP mengatakan mereka akan berusaha melanjutkan pengiriman sesegera mungkin dan menyerukan agar "bantuan makanan yang jauh lebih banyak" bisa dikirim ke Gaza.
Mereka juga meminta agar titik-titik perlintasan tambahan dibuka ke Gaza utara, sistem notifikasi kemanusiaan difungsikan kembali, jaringan komunikasi dinormalkan, dan adanya jaminan keamanan bagi pekerja dan mitra.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Kelompok Arab minta DK PBB ambil tindakan terkait Gaza
Baca juga: Jerman ingin perbatasan dibuka agar bantuan kemanusiaan masuk Gaza
Baca juga: PBB: Kehidupan anak di Gaza terancam akibat tingginya malnutrisi
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: